Saham ARCI Terbang Usai Ekspansi Geothermal, 6 Bos Borong Saham di Harga Diskon

Karunia Putri
15 Desember 2025, 11:08
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Saham emiten tambang emas milik konglomerat Peter Sondakh, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) kian mengkilap setelah perseroan mengumumkan ekspansi ke bisnis pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal). Sepanjang tahun berjalan (year to date), harga saham ARCI telah melesat 577,42%.

Pada perdagangan intraday Senin (15/12) pukul 10.15 WIB, saham ARCI terkoreksi 1,75% atau turun 30 poin ke level 1.685. Meski demikian, dalam sepekan terakhir saham ARCI masih mencatatkan kenaikan sebesar 20,36%.

Head of Research MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai saham ARCI masih berpeluang melanjutkan tren penguatan. Ia memasang target harga ARCI di kisaran 1.470 hingga 1.530.

Senada, analis CGS Sekuritas Adrian Alamsyah Saputra juga memberikan proyeksi teknikal untuk saham ARCI. Ia mencatat level support berada di kisaran 1.680 dan 1.645, sementara level resistance berada di rentang 1.740 hingga 1.785.

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian. Sedangkan resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan harga tertahan.

Enam Bos ARCI Borong Saham di Harga Bawah

Seiring menguatnya harga komoditas emas dan langkah diversifikasi bisnis yang dilakukan perseroan, saham ARCI juga menarik perhatian jajaran manajemen. Sejumlah pejabat ARCI tercatat memborong saham perseroan di harga bawah.

Enam petinggi ARCI secara bersamaan membeli saham di level 750 per saham. Harga tersebut setara diskon sekitar 965 poin dibandingkan harga penutupan saham ARCI pada 12 Desember 2025 di kisaran Rp 1.715 per saham.

Dari jajaran direksi, Direktur ARCI Christian Emanual David Sompie membeli 20 juta saham senilai Rp 15 miliar. Direktur Utama ARCI Rudy Suhendra memborong 27 juta saham dengan nilai Rp 20,25 miliar, sementara Direktur Hidayat Dwiputro Sulaksono membeli 25,20 juta saham senilai Rp 18,90 miliar.

Di jajaran komisaris, Komisaris ARCI Kenneth Ronald Kennedy Crichton membeli 5 juta saham senilai Rp 3,75 miliar. Wakil Komisaris Rizki Indra Kusuma memborong 25,20 juta saham senilai Rp 18,90 miliar, sedangkan Komisaris Abed Nego membeli 25,20 juta saham dengan nilai yang sama.

Secara keseluruhan, para pejabat ARCI telah mengakumulasi sebanyak 127,60 juta saham dengan total dana sekitar Rp 95,7 miliar.

Diversifikasi Bisnis ARCI ke Usaha Geothermal

ARCI telah membentuk perusahaan patungan atau joint venture bersama PT Ormat Geothermal Indonesia (Ormat) bernama PT Toka Tindung Geothermal (TTG). Dalam kerja sama ini, Ormat menguasai 95% saham, sementara Archi memiliki 5% saham. 

Corporate Secretary Archi Indonesia Hidayat Dwiputro Sulaksono menjelaskan pembentukan perusahaan patungan itu bertujuan untuk kerja sama dalam mengembangkan fasilitas panas bumi. 

Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengeboran eksplorasi, perancangan, pengadaan, pembiayaan, konstruksi, pengujian, komisioning, hingga pengelolaan dan pemeliharaan. Seluruh kegiatan itu akan dilakukan di dalam area konsesi pertambangan anak usaha Archi Indonesia, yaitu PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya.

Hidayat mengatakan, langkah ini dapat memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan usaha perseroan dan entitas anak usaha. 

“Di mana kegiatan usaha atas perusahaan usaha patungan tersebut memiliki prospek untuk dapat melakukan produksi dan penjualan tenaga listrik dengan fasilitas panas bumi,” ucap Hidayat.

Berdasarkan laporan perusahaan, PT Toka Tindung Geothermal (TTG) resmi memasuki bisnis pembangkit listrik tenaga panas bumi pada 2024. Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama antara PT Archi Indonesia Tbk dan PT Ormat Geothermal Indonesia (Ormat), perusahaan energi terbarukan global yang telah membangun sekitar 190 pembangkit dengan total kapasitas mencapai 3.400 MW.  

Selain itu TTG telah memperoleh Izin Panas Bumi (IPB) pada 13 Juni 2025, dengan lokasi proyek di Bitung, Sulawesi Utara, tepatnya di Kecamatan Ranowulu, Desa Pinasungkulan. Proyek ini menargetkan kapasitas sebesar 40 MW.  Ke depannya TTG berencana melengkapi proses dengan persetujuan lingkungan dan melanjutkan eksplorasi lanjutan untuk memastikan suhu dan besaran potensi sumber daya panas bumi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...