Kabar Masuknya Haji Isam di Balik Akuisisi Saham ASLI, Harga Naik 910% Usai IPO

Nur Hana Putri Nabila
15 Desember 2025, 14:43
Layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/12/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cetak rekor tertinggi atau all time high (ATH) dengan naik 0,90% atau 77,93 poin ke level 8.710 pada penutupan pe
Katadata/Fauza Syahputra
Layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/12/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cetak rekor tertinggi atau all time high (ATH) dengan naik 0,90% atau 77,93 poin ke level 8.710 pada penutupan perdagangan saham awal pekan ini.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten konstruksi infrastruktur PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) bakal diakuisisi PT Wahana Konstruksi Mandiri. Dalam aksi ini Wahana mencaplok sebanyak 4,34 miliar saham ASLI atau setara dengan 69,52% dari modal ditempatkan dan disetor milik Sudjatmiko.

Sudjatmiko tercatat sebagai pemegang saham pengendali ASLI dengan porsi kepemilikan 69,52% saham ASLI. Dengan transaksi ini, PT Wahana Konstruksi Mandiri akan menjadi pemegang saham pengendali baru Asri Karya Lestari.

Selain itu Wahana Konstruksi Mandiri disebut terafiliasi dengan pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam. Direktur sekaligus Corporate Secretary ASLI, Yudra Saputra, menyampaikan latar belakang ingin diakuisisi oleh Wahana Konstruksi Mandiri karena kegiatan usaha calon pengendali baru sejalan dengan lini bisnis ASLI di bidang konstruksi.

Meski begitu, ia menyebut berdasarkan informasi dari pemegang saham pengendali saat ini, proses akuisisi masih tahap negosiasi antara calon pengendali baru dan pemegang saham pengendali ASLI. Ia mengaku perusahaan akan menyampaikan setiap perkembangan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Terkait dengan jadwal pelaksanaan transaksi, Yudra mengatakan timeline akan ditetapkan kemudian dengan tetap mengacu pada regulasi yang ada. Proses tersebut baru dapat dilakukan usai akuisisi rampung dan setelah pengumuman keterbukaan informasi atas Penawaran Tender Wajib memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Lebih jauh Yudra mengatakan, berdasarkan informasi dari pengendali perseroan, pembahasan dengan PT Wahana Konstruksi Mandiri sebagai calon pengendali baru masih dalam tahap diskusi.

“Perseroan menyampaikan saat ini Bapak Sudjatmiko dan calon pengendali baru masih tahap negosiasi sehingga ASLI belum memiliki informasi atas hal tersebut (profil WKM yang melakukan pengambilalihan),” ujar Yudra dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (15/12).  

Tak hanya itu. Yudra juga mengaku hingga saat ini perusahaan belum memperoleh informasi lebih lanjut mengenai pengendali akhir (ultimate beneficial owner) maupun struktur pemegang saham PT Wahana Konstruksi Mandiri per 30 November 2025. Katadata.co.id juga telah menelusuri profil perusahaan tersebut, namun laman resmi PT Wahana Konstruksi Mandiri hingga kini tak bisa diakses.

Meski begitu, PT Wahana Konstruksi Mandiri dipimpin oleh Peter Handika sebagai Direktur dan Hariono sebagai Komisaris.

Kemudian terkait kemungkinan perubahan status ASLI menjadi perusahaan tertutup usai ganti pengendali, Yudra menyampaikan perseroan telah meminta konfirmasi melalui pemegang saham pengendali saat ini, Sudjatmiko, kepada PT Wahana Konstruksi Mandiri. Ia menegaskan, apabila transaksi akuisisi rampung, calon pengendali baru tersebut tidak memiliki rencana untuk melakukan penghapusan pencatatan saham (delisting) ASLI dari Bursa Efek Indonesia.

Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga meminta penjelasan terkait informasi yang diperoleh dari situs PT Wahana Konstruksi Mandiri (WKM) sebagai pihak yang akan melakukan akuisisi. Dalam laman tersebut, WKM disebut memiliki sejumlah proyek konstruksi bersama PT Jhonlin Baratama. Oleh karena itu, BEI meminta klarifikasi mengenai adanya hubungan afiliasi antara PT Jhonlin Baratama dan WKM.

Menanggapi hal tersebut, Yudra menyampaikan perseroan belum memiliki informasi terkait hubungan afiliasi itu. Ia menjelaskan,hingga saat ini ASLI belum memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai calon pengendali baru, mengingat proses pengambilalihan masih di tahap negosiasi.

Di sisi lain, jika menilik akun media sosial resmi Instagram PT Wahana Konstruksi Mandiri (WKM), perusahaan tersebut tercatat mengerjakan sejumlah proyek konstruksi bersama PT Jhonlin Baratama. Selain itu, WKM juga terlibat dalam proyek pembangunan tangki Crude Palm Kernel Oil (CPKO) bersama PT Kodeco Agrojaya Mandiri.

Sebagai informasi, PT Jhonlin Baratama merupakan salah satu perusahaan penghasil dan pengekspor batu bara yang beroperasi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Perusahaan ini mencatatkan pertumbuhan operasional yang pesat dan telah menempatkan diri di pasar global, sekaligus bersiap melakukan ekspansi di pasar domestik. Jhonlin Baratama juga dikenal bergerak di bidang jasa kontraktor serta penyewaan alat berat pertambangan.

Adapun petinggi yang pernah menjabat di PT Jhonlin Baratama kini tercatat menduduki posisi strategis di emiten milik Haji Isam, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR). Salah satunya Komisaris Independen JARR, Usman Aji Purnomo, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Administrasi Keuangan CV Jhonlin Baratama pada 2004–2007 dan Komisaris PT Jhonlin Baratama pada 2009–2013.

Meski begitu, manajemen ASLI menegaskan belum memperoleh informasi resmi terkait hubungan afiliasi antara calon pengendali baru dengan grup usaha tertentu, mengingat proses akuisisi masih tahap negosiasi.

Saham Naik Gila-gilaan

Seiring dengan proses akuisisi itu, saham ASLI terpantau turun 6,48% ke Rp 505 per lembar saham pada perdagangan saham Senin (15/12) pukul 13.30 WIB. Bahkan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 3,16 triliun.

Namun, apabila menilik performa sahamnya, ASLI melonjak 910% secara dalam setahun. Kemudian sahamnya juga melesat 890,20% secara year to date (ytd) dan terangkat hingga 163,02% dalam sebulan terakhir. 

Terkait pergerakan harga saham ASLI belakangan ini, Yudra mengatakan bahwa kenaikan harga saham sepenuhnya merupakan hasil mekanisme permintaan dan penawaran di pasar. Ia menilai pemegang saham publik merespons positif kinerja dan prospek perseroan.

“Untuk mendukung performa perseroan tersebut maka perseroan akan tetap berfokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan melalui peningkatan kinerja operasional dan efisiensi baik dari sisi perseroan maupun dari sisi anak usaha,” ucap Yudra. 

Padahal PT Asri Karya Lestari Tbk dengan kode emiten ASLI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui initial public offering (IPO) pada Januari 2025 lalu. ASLI merupakan perusahaan tercatat pertama di 2024 dan emiten ke-904 di BEI.  

Pada debut perdananya saat itu, saham ASLI dibuka turun 3% ke level Rp 97 per lembar. Namun tak lama kemudian saham ASLI Langsung ambles, bahkan sempat sentuh auto reject bawah usai anjlok 29% ke Rp 71 per saham pada pukul 09.27 WIB.

Sebelumnya, ASLI menawarkan harga penawaran umum di harga batas bawah Rp 100 per lembar dari kisaran Rp 100-130. Emiten yang bergerak di bidang kontraktor umum ini menerbitkan 1,25 miliar saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, ASLI meraup dana segar Rp 162,5 miliar.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...