Wall Street Ditutup Bervariasi, Saham Sektor Energi dan Kesehatan Tertekan
Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (16/12). Indeks Nasdaq ditutup naik, sementara Dow Jones dan S&P 500 turun seiring tekanan pada saham sektor kesehatan dan energi.
Pelaku pasar juga mencermati data ekonomi terbaru untuk mengukur arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve pada tahun depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 302,30 poin atau 0,62% ke level 48.114. Indeks S&P 500 terkoreksi 16,25 poin atau 0,24% menjadi 6.800. Sementara itu, Nasdaq Composite justru naik 54,05 poin atau 0,23% ke posisi 23.111.
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah lapangan kerja non-pertanian bertambah 64.000 pada November, setelah mengalami penurunan pada Oktober akibat pemangkasan belanja pemerintah.
Namun, tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% pada November di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi yang dipicu kebijakan perdagangan agresif Presiden Donald Trump.
“Sebagian besar data dilihat dari dampaknya terhadap kebijakan The Fed, dan data yang dirilis hari ini kemungkinan besar tidak akan banyak mengubah pandangan tersebut,” ujar Kepala Strategi Pasar Nationwide Mark Hackett dikutip dari Reuters, Rabu (17/12).
Laporan lain menunjukkan penjualan ritel stagnan pada Oktober, sedikit di bawah proyeksi ekonom yang disurvei Reuters yang memperkirakan kenaikan 0,1%. Sejumlah analis menilai data tersebut berpotensi terdistorsi akibat lambatnya proses pengumpulan data selama penutupan pemerintahan baru-baru ini.
Pasca rilis data tersebut, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga acuan setidaknya 58 basis poin pada tahun depan, lebih dari dua kali lipat sinyal penurunan 25 basis poin yang disampaikan The Fed pekan lalu.
Sementara itu, Wall Street Journal melaporkan Presiden Trump dijadwalkan mewawancarai Gubernur The Fed Christopher Waller pada Rabu (17/12) untuk mengisi posisi Ketua Federal Reserve.
Dari sisi sektoral, delapan dari 11 sektor utama dalam indeks S&P 500 ditutup melemah. Sektor energi mencatatkan penurunan terbesar, hampir 3%, seiring harga minyak mentah yang menyentuh level terendah sejak 2021. Sektor kesehatan juga turun 1,28%.
Saham Humana anjlok 3,4% setelah perusahaan memproyeksikan 2026 menjadi tahun yang penuh tantangan akibat melemahnya penjualan produk COVID-19 dan tekanan margin. Saham perusahaan farmasi tersebut bahkan turun hingga 6% setelah mengumumkan perubahan kepemimpinan.
Di sisi lain, saham B. Riley melonjak 53,8% setelah bank investasi tersebut membukukan laba pada kuartal kedua, berbalik dari kerugian tahun sebelumnya.
Nasdaq telah mengajukan dokumen ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS untuk meluncurkan perdagangan saham selama 24 jam. Langkah ini menyusul rencana serupa yang sebelumnya diumumkan Bursa Efek New York dan Cboe Global Markets.
Di Bursa Efek New York, jumlah saham yang melemah melampaui saham yang menguat dengan rasio 1,63:1. Tercatat 127 saham mencetak rekor tertinggi baru dan 88 saham mencatatkan rekor terendah baru. Sebanyak 2.064 saham menguat dan 2.596 saham melemah, dengan rasio penurunan terhadap kenaikan sebesar 1,26:1.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 16,70 miliar saham. Nilai tersebut sedikit di bawah rata-rata 16,99 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
