Akrobat Techno9 (NINE) Caplok Tambang di Mongolia Senilai Rp2,5 T, Intip Aksinya
Perusahaan perdagangan komputer dan perlengkapannya, PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) resmi menandatangani dan memperoleh opsi untuk membeli aset-aset pertambangan di Mongolia milik Poh Golden Ger Resources Pte Ltd. Nilai indikatif aksi tersebut sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 2,51 triliun.
Adapun Poh Golden Ger Resources merupakan entitas dalam Grup Poh yang berbasis di Singapura dan dikendalikan oleh Poh Kay Ping. Perusahaan tersebut tercatat sebagai pemilik penuh dua konsesi pertambangan di Mongolia.
Presiden Direktur NINE Nuzwan Gufron mengatakan, meski telah mematok harga nilai transaksi, mekanisme penilaian tidak semata-mata mengacu pada angka tersebut. Penilaian akan didasarkan pada rata-rata hasil valuasi dari dua penilai independen yang disetujui, masing-masing berasal dari Indonesia dan Australia.
“Nilai rata-rata tersebut akan menjadi acuan dan berlaku mengesampingkan nilai indikatif yang disebutkan,” kata Nuzwan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (29/12).
Nuzwan menjelaskan, opsi pembelian aset tersebut berlaku selama sembilan bulan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Opsi. Pelaksanaan opsi dan implementasi transaksi masih bergantung pada sejumlah persyaratan.
Manajemen NINE saat ini masih menunggu persetujuan pemegang saham, persetujuan regulator dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI serta kepatuhan terhadap seluruh peraturan perundang-undangan dan ketentuan pencatatan yang berlaku. Selain itu, transaksi juga mensyaratkan penandatanganan dokumen final yang bersifat mengikat.
Rencana Besar Techno9 (NINE)
Pemberian opsi ini disebut sebagai bagian dari rencana Poh Kay Ping untuk menghidupkan kembali dan mendiversifikasi kegiatan usaha NINE guna meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.
“PT Techno9 Indonesia Tbk akan terus menjajaki berbagai peluang usaha, baik di Indonesia maupun di kawasan regional, guna meningkatkan nilai bagi para pemegang saham,” ujarnya.
Sebelumnya, NINE mengungkapkan bahwa pada 17 September 2025, pengendali baru perseroan telah melakukan pengambilalihan dengan membeli sebanyak 413,35 juta saham NINE.
Akuisisi tersebut dilakukan oleh Poh Holdings Pte Ltd yang berbasis di Singapura. Dengan transaksi ini, total kepemilikan Poh Holdings meningkat menjadi 773,35 juta saham atau setara 35,85% dari total saham perseroan yang dibeli dari Heddy Kandou dan Noprian Fadli selaku pengendali lama.
Merujuk pada Peraturan OJK Nomor 9 Tahun 2018, pengendali baru wajib melaksanakan Penawaran Tender Wajib (PTW). Penawaran tersebut akan dilakukan melalui PT Poh Investment Indonesia sebagai pihak yang ditunjuk, dengan jumlah maksimal 1,29 miliar saham atau setara 59,73% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Harga penawaran tender wajib ditetapkan sebesar Rp 131 per saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Apabila seluruh saham publik diserap, total nilai transaksi tender wajib tersebut mencapai maksimal Rp 168,78 miliar.
Poh Holdings selaku pengendali baru berencana melanjutkan bisnis NINE yang saat ini berjalan, melakukan pembaruan dan perluasan cakupan usaha teknologi informasi, serta menyiapkan aksi korporasi berupa penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Penawaran tender wajib dimulai pada 18 Desember 2025. Periode penawaran berlangsung pada 19 Desember 2025 hingga 18 Januari 2026 dengan pembayaran hasil penawaran tender dijadwalkan pada 27 Januari 2026.
Adapun saham NINE berada di level 252 sejak penutupan perdagangan bursa pekan lalu. Harga sahamnya melesat 95,35% sejak awal tahun dari posisi Rp 141 per saham pada 2 Januari 2025.
