Selain HSBC, Beberapa Bank Multinasional juga PHK Karyawan

Sorta Tobing
19 Februari 2020, 16:15
phk karyawan hsbc, 35 ribu karyawa hsbc, laba hsbc anjlok
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Gedung Bank HSBC di SUdirman, Jakarta Pusat (12/8). HSBC bakal memangkas 35 ribu karyawan dalam tiga tahun ke depan.

HSBC akan memangkas 35 ribu karyawan dalam tiga tahun ke depan. Langkah ini diambil setelah bank ini mengalami penurunan laba pada 2019. Labanya setelah pajak anjlok 33% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi US$ 13,3 miliar.

Perusahaan juga berencana menyisihkan US$ 100 miliar asetnya, menyusutkan bank investasinya, dan menutup sepertiga cabangnya di AS. Seluruh perubahan itu akan menelan biaya US$ 7,2 miliar hingga 2022.

“Ini merupakan program restrukturisasi dan penyederhanaan terdalam sepanjang sejarah HSBC,” kata Chief Executive Officer interim HSBC Noel Quinn, seperti dikutip dari CNN.com, Selasa (18/2).

Turunnya laba itu terutama terkait investasi dan operasional bank tersebut di Eropa dan Amerika Serikat. Di AS, HSBC mengalami kinerja buruk selama bertahun-tahun. Begitu pula di Benua Biru.

Karena itu, perusahaan akan mengalihkan fokus bisnisnya ke Timur Tengah dan Asia. “Kami berharap pengurangan aset dapat diimbangi dengan peluang pertumbuhan kami di tempat lain,” ucap Chief Financial Officer HSBC Ewan Stevenson.

Perubahan ini terjadi pada saat yang genting bagi HSBC. Quinn baru saja diangkat menjadi CEO sementara ketika John Flint mengundurkan diri pada Agustus lalu. Flint ketika itu belum dua tahun menjabat posisi tersebut.

Quinn yang belum resmi menduduki posisi tertinggi itu menjadi ujung tombak restrukturisasi HSBC. “Dia sudah mulai melakukan perubahan yang penting dan akan melakukan reorganisasi strategis paling signifikan,” kata analis Bank Investec Securities Ian Gordon.

(Baca: HSBC PHK 35.000 Karyawan di Tengah Tekanan Kinerja Bisnis)

PHK Karyawan Bank Multinasional

Tahun lalu, HSBC juga melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada karyawannya. Ketika Flint mengundurkan diri sebanyak 4.700 karyawan turut dipecat. Lalu, pada Oktober lalu rencana pemangkasan juga muncul. Angkanya di 10 ribu orang.

Sebelum itu, pada Juli 2019, Deutsche Bank mengumumkan rencana mengurangi 18 ribu orang karyawannya di Jerman. Langkah ini pun untuk efisiensi operasional perusahaan, terutama di unit ritel.

CEO Deutsche Bank Christian Sewing, seperti dilansir dari Bloomberg, ketika itu mengatakan pengurangan pekerja menjadi langkah restrukturisasi paling radikal dalam sejarah perusahaan. Hal ini seiring dengan perlambatan ekonomi global dan lesunya ekonomi di Eropa.

Citigroup tahun lalu juga berencana memecat ratusan karyawannya yang bekerja di bagian perdagangan saham. Forbes menuliskan, bank saat ini lebih suka memakai teknologi ketimbang jasa manusia. Selain lebih hemat biaya dan cepat, robot juga tidak memiliki beban emosi ketika perdagangan sedang dalam masa sulit.

Bank investasi asal AS, Goldman Sachs, pada dua dekade lalu memiliki sekitar 600 trader atau pedagang saham di perusahaannya. Pada 2019, perusahaan melakukan pemecatan besar-besar. Jumlah pekerja di bidang itu sekarang tersisa dua orang. Tren otomatisasi dan relokasi, bersamaan dengan kondisi pasar dan ekonomi yang buruk, membuat bank-bank besar saat ini terpaksa melakukan efisiensi.

(Baca: JPMorgan Berencana PHK Ratusan Karyawan )

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...