Bank Mandiri Target Laba Tumbuh 7% Tahun Depan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menargetkan laba bersih perusahaan pada 2020 tumbuh 6-7% dibandingkan prognosis tahun ini. Pada 2019, perusahaan memperkirakan laba bersih meningkat 5-6%.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto optimistis target tersebut bisa tercapai, salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit. Perusahaan memperkirakan, penyaluran kredit tumbuh 10-11% pada 2020 dibanding prognosis tahun ini.
"Pertumbuhan kredit tahun ini secara prognosis 2019, hanya tumbuh 7-9% dibandingkan realisasi 2018 senilai Rp 719 triliun," kata Sulaiman saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, hari ini (26/11).
Menurut dia, pertumbuhan kredit bakal ditopang rasio pinjaman bermasalah alias non-performing loan (NPL) yang didorong terus turun pada tahun depan. Bank pelat merah tersebut menargetkan NPL di level 2,5-2,6% tahun ini dan 2,4-2,5% pada 2020.
(Baca: Bank Mandiri akan Lepas Seluruh Saham Mandiri AXA Tahun Depan)
Dari sisi pengumpulan dana, perusahaan menargetkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8-9% pada tahun depan. Target itu lebih kecil dibandingkan prognosis pertumbuhan DPK tahun ini, 10-11%.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri sejak awal tahun hingga Kuartal III 2019, laba bersih meningkat 11,9% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 20 triliun. Perusahaan pun telah menyalurkan total kredit Rp 842 triliun.
Penyaluran kredit itu tumbuh 7,7% yoy. Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional.
(Baca: Bank Mandiri Pangkas Target Pertumbuhan Kredit Tahun ini Jadi 9%)
Hal itu terwujud karena perusahaan menerapkan otomatisasi dan digitalisasi. ”Pertumbuhan saat ini lebih kami utamakan untuk sustainability jangka panjang, sehingga kinerja tidak hanya diukur pada akhir periode tetapi juga saldo rata-rata," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu (28/10).
Kredit bermasalah perusahaan berada di level 2,5%. Besaran tersebut lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang mencapai 3,0%.
Sedangkan DPK Bank Mandiri tumbuh 7,22% menjadi Rp 891,2 triliun. Rinciannya, DPK dalam bentuk tabungan tumbuh 3% menjadi Rp 274,7 triliun. Lalu, DPK berupa giro rupiah tumbuh 18,1% menjadi Rp 153,1 triliun per September 2019.
(Baca: Bank Mandiri Dikabarkan Siap Bantu Penyelamatan Bank Muamalat)