BNI Proses Izin Kerja Sama dengan Alipay, WeChat dan Liquid Pay
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tengah memproses kerja sama dengan tiga penyedia platform pembayaran WeChat Pay, Liquidpay dan Alipay. Saat ini, prosesnya telah memasuki tahap kajian model bisnis dan pengajuan izin kepada Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta menyatakan belum memiliki target waktu kerja sama tersebut bisa terealisasi. "Belum ada target persisnya sih, tapi harapannya kalau di November ini, bisa semuanya review oke, dan utamanya kami harus align (sejalan) dengan regulator," kata dia di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (6/11).
Lewat kerja sama tersebut, BNI ingin menangkap peluang bisnis dari transaksi wisatawan asing yang menggunakan tiga platform pembayaran tersebut. Adapun Alipay dan WeChat Pay merupakan platform pembayaran asal Tiongkok, sedangkan Liquid Pay asal Singapura.
(Baca juga: Ekspansi ke Indonesia, Alipay dan WeChat Pay Bersiap Gandeng BNI)
Adapun bagi Bank Indonesia (BI) selaku otoritas sistem pembayaran, kerja sama antara platform pembayaran asing dengan perbankan nasional penting untuk pencatatan pembayaran di dalam negeri, termasuk oleh wisatawan asing. "Memang perputaran pembayaran yang terjadi di domestik belum sepenuhnya ditangkap oleh perbankan nasional," ujar Bob.
Kewajiban bagi penyedia platform pembayaran asing untuk bekerja sama dengan perbankan nasional diatur dalam Peraturan BI (PBI) 19/8/PBI/2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Bank yang yang harus digandeng adalah bank BUKU IV alias bank bermodal inti di atas Rp 30 triliun.
Lebih jauh, transaksi lewat platform pembayaran asing tersebut di Tanah Air harus diproses dalam rupiah sesuai dengan PBI Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng menyatakan BI tidak mempermasalahkan ekspansi penyedia platform pembayaran asing ke Tanah Air asalkan sesuai ketentuan. "WeChat dan Alipay sangat penting dalam rangka mendorong turis sehingga terdapat penumpukan devisa yang sangat kita perlukan," ujar dia.