Semester I-2018, Penyaluran KUR Bank Mandiri Sudah 60%
Bank Mandiri menyatakan telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 8,72 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini. Realisasi ini telah memenuhi 60% dari target penyaluran KUR perusahaan tahun ini sebesar Rp 14,5 triliun.
Pejabat Eksekutif Bidang Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan realisasi penyaluran kredit pada semester I-2018 tumbuh 15% dari periode yang sama tahun lalu. "Pertengahan tahun, itu biasanya di bawah 50% dari target," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta pada Senin (9/7).
Dia menjelaskan capaian ini dipengaruhi oleh inovasi produk dan relaksasi aturan yang dilakukan Bank Mandiri. Relaksasi yang dimaksud oleh Alexandra, seperti penghapusan batas usia penerima kredit di sektor pertanian. Biasanya Bank Mandiri memberlakukan ketentuan batas usia penerima kredit tidak boleh lebih dari 60 tahun.
"Sepanjang calon petani itu benar-benar masih sehat, masih bisa melakukan produksi monitoring sawahnya dan lain-lainnya, masih bisa menerima KUR," kata Alexandra. (Baca: Kredit Rakyat Tingkatkan Produktivitas Petani)
Adapun penyaluran untuk sektor pertanian pada semester pertama 2018, mengambil porsi 19% dari total KUR. Alexandra mengatakan kesulitan perbankan dalam menyalurkn KUR sektor ini yaitu validasi ulang data petani dan calon debitur.
Bank Mandiri pun menyambut baik langkah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membuat program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian. Salah satu realisasi dari program digitalisasi pertanian ini, merupakan sistem terintegrasi melalui aplikasi digital pertanian yang disebut Logistik Tani (Logtan).
Sistem Logtan dapat memberikan data lengkap dari petani, jumlah lahan, aktivitas produksinya, dan data lainnya yang dibutuhkan perbankan. "Dengan adanya Logtan itu, data petani dan lahannya jadi jelas. Dengan begitu bisa kami kejar realisasi KUR-nya. Karena kita tidak perlu lakukan validasi sendiri, semua tinggal tarik dari sistem," kata Alexandra.
(Baca: Sinergi BUMN Ciptakan Korporasi dan Digitalisasi Petani di Jawa Barat)
Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom David Bangun optimis, sistem ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para petani. Dia mengatakan, keberadaan Logtan berguna untuk memastikan keterpaduan, validitas, dan akurasi berbagai data pertanian.
Dia menjelaskan, Logtan dapat melakukan pendataan petani, lahan, dan aktivitas pertanian lainnya yang dapat digunakan dalam pemrosesan layanan pertanian seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), penyerapan beras, serta pembelian sarana produksi pertanian.
"Informasi yang terekam dalam Logtan telah divalidasi langsung ke lapangan dan dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti foto petani, foto lahan, dokumen KTP, dan dokumen KK," ujar David.
(Baca: Bank Mandiri, BNI dan DBS Paling Gencar Promosikan Layanan Digital)
Dengan sistem Logtan ini, Alexandra berharap mampu menekan kredit seret (Non-Performing Loan/NPL) yang saat ini berkisar di angka 1%.