Indika Energy Tuntaskan Akuisisi 45% Saham Kideco
PT Indika Energy Tbk kini resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Kideco Jaya Agung. Ini seiring dengan pembelian tambahan 45% saham Kideco dari Samtan Co., Ltd dan PT Muji Inti Utama (Muji) melalui anak perusahaan yang dimiliki penuh PT Indika Energy Tbk, yakni PT Indika Inti Corporindo.
Dengan pembelian itu, Indika Energy kini memiliki 91% saham Kideco. Sementara Samtan mempertahankan kepemilikan 9% saham di Kideco.
Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan seluruh kondisi prasyarat yang ada di dalam Perjanjian Pembelian Saham sudah terpenuhi. Beberapa persyaratan itu mulai dari persetujuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) atas perubahan kepemilikan saham dan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupa izin prinsip perubahan penanaman modal asing.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan Pemerintah melalui ESDM dan BKPM sehingga proses akuisisi ini dapat berjalan seperti yang diharapkan,” kata Ars berdasarkan keterangan resminya, Jumat (8/12).
Penutupan transaksi akuisisi ditandai dengan penandatanganan Akta Jual Beli oleh seluruh pemegang saham yang terlibat dalam transaksi jual-beli di hadapan notaris pada 6 Desember 2017. Sesuai Perjanjian Pembelian Saham, pembayaran sebesar total US$ 517,5 juta juga telah dilakukan dalam proses penutupan transaksi.
Seperti diketahui, akuisisi Kideco merupakan langkah penting bagi Indika Energy dan diharapkan dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi Grup Indika Energy. Apalagi, selama ini Kideco sudah menjadi kontributor terbesar atas kinerja Indika Energy. “Dengan masuknya Kideco sebagai anak perusahaan terkonsolidasi, kami akan berupaya lebih mengoptimalkan nilai strategis dan sinergi dalam Grup,” ujar Arsjad.
Di sisi lain, sepanjang kuartal III tahun 2017 (Q3 2017), Indika Energy berhasil membukukan pendapatan US$ 694,7 juta. Angka itu meningkat lebih dari 22% dibandingkan US$ 567,7 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Faktor utama meningkatnya pendapatan diantaranya berasal dari pendapatan Tripatra yang naik 22,6% sebagai kontribusi pekerjaan rekayasa, pengadaan dan konstruksi (engineering, procurement and construction/EPC) di beberapa proyek yang sedang berjalan. Selain itu, pendapatan Petrosea juga meningkat 21,8% berkat bertambahnya bisnis kontrak pertambangan.
Laba kotor perusahaan selama sembilan bulan pertama juga meningkat 53% menjadi US$ 86,3 juta dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba usaha meningkat menjadi US$ 29,4 juta dibanding Rugi Usaha sebesar US$ 14,8 juta di Q3 2016. Sebaliknya beban umum dan administrasi turun menjadi US$ 56,9 juta dari US$ 71,1 juta di kuartal III tahun 2016.
Sementara itu, faktor penting dalam peningkatan laba Indika Energy dikontribusikan oleh Bagian Laba Bersih Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas yang meningkat drastis sebesar 150% menjadi US$ 112,4 juta berkat kontribusi produsen batubara Kideco Jaya Agung yang mencatat perbaikan harga jual rata-rata. Hal ini terjadi seiring dengan bertambahnya kontribusi laba dari anak-anak perusahaan.
(Baca: Indika Incar Proyek Pembangkit Listrik US$ 1,2 Miliar)
Hasilnya, Perseroan membukukan Laba yang Distribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 81,4 juta dibanding Rugi US$ 20,6 juta di Q3 2016. “Kombinasi meningkatnya aktivitas operasi anak perusahaan, tingkat harga batubara, dan optimasi sinergi atas bergabungnya Kideco menjadi fondasi penting bagi Indika Energy untuk terus tumbuh secara berkelanjutan dan menguatkan posisi di rantai nilai bisnis energi,” ujar Arsjad.