Fund Manager Masuk, Bitcoin Diramal Tembus US$ 10.000 di Akhir Tahun

Martha Ruth Thertina
27 November 2017, 12:50
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA
Dolar

Harga mata uang digital (cryptocurrency) bitcoin terus meroket dan pertama kalinya menembus level US$ 9.500 per bitcoin atau sekitar Rp 128 juta pada Minggu (26/11). Harganya naik lebih dari 20% dalam sepekan atau lebih dari 900% sejak akhir tahun lalu. Lonjakan harga bitcoin seiring dengan masuknya investor besar dan meningkatnya spekulasi.

Mengacu pada data coindesk.com, harga bitcoin sempat menembus setinggi-tingginya US$ 9.682 atau sekitar Rp 130 juta pada perdagangan Senin (27/11). Sebelumnya, harga bitcoin sempat turun lantaran berkembangnya kekhwatiran soal pencurian mata uang digital. Hal ini menyusul terjadinya pembobolan dompet mata uang digital terther senilai US$ 31 juta atau sekitar Rp 418 miliar.

Adapun kenaikan harga bitcoin kembali terjadi setelah seorang manajer dana investasi bernama Mike Novogratz memprediksi harga bitcoin bakal menembus US$ 10 ribu atau sekitar Rp 135 juta pada akhir tahun ini. Adapun perusahaan manajemen investasi Novogratz, Galaxy Digital Assets Fund, telah berinvestasi sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,7 triliun di mata uang digital.

Novograt menilai investasi di bitcoin potensial. “Emas memiliki nilai karena orang mengatakan itu memiliki nilai; bitcoin dibangun di atas teknologi yang luar biasa, pasokannya terbatas,” kata dia dalam wawancara dengan Bloomberg Television, pekan lalu. (Baca juga: Sebagian Besar Transaksi Bitcoin di Indonesia untuk Spekulasi

Masuknya investor-investor baru ke bitcoin diyakini bakal terus mendongkrak harganya. Meski begitu, Novograt mengakui lonjakan harga bitcoin telah membuat pemegang bitcoin gugup. “Anda telah menghasilkan banyak uang, ada berita, lalu Anda ingin ambil untung dan pergi,” ucapnya. (Baca juga: Satgas Waspada Investasi Setop Bisnis Bitcoin-Ethereum 4 Perusahaan)

Optimisme soal peluang kenaikan harga bitcoin juga disampaikan Kepala Riset Fundstrat Thomas Lee. Ia telah melipatgandakan prediksinya soal harga bitcoin menjadi US$ 11.500 atau sekitar Rp 155 juta pada pertengahan 2018. 

Ke depan, investor-investor besar, termasuk institusi, disebut-sebut bakal makin banyak bermain di mata uang digital. Akhir Oktober lalu, CNBC melaporkan, dari hasil riset perusahaan finansial Autonomous Next, telah terdapat 126 perusahaan manajemen investasi yang fokus pada mata uang digital, dengan aset kelolaan diperkirakan mencapai US$ 2,3 miliar atau sekitar Rp 31 triliun.

Meski begitu, pro dan kontra mengenai mata uang digital masih terus mengemuka. Salah seorang yang paling keras mengkritik bitcoin di antaranya CEO JPMorgan Jamie Dimon. Ia menyebut bitcoin sebagai ‘penipuan’ dan menyebut pembelinya ‘bodoh’. Tapi, Kepala Keuangannya Marianne Lake justru mengatakan perusahaan terbuka terhadap potensi penggunaan mata uang digital selama diatur secara tepat.

Di tengah kenaikan harga bitcoin, harga mata uang digital lainnya yang adalah saingan bitcoin yaitu ethereum juga melonjak. Mengacu pada coindesk.com, harga ethereum setinggi-tingginya mencapai US$ 487 atau sekitar Rp 6,5 juta, naik 37% dalam sepekan dan lebih dari 500% sejak akhir tahun lalu.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...