Bersih-Bersih Kredit Macet, Bank Permata Cetak Laba Rp 453 Miliar
Kinerja keuangan PT Bank Permata Tbk tercatat membaik pada kuartal I 2017. Bank membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 453 miliar, membaik dibanding kondisi pada periode sama tahun lalu yang merugi 376 miliar.
Bank Permata mengklaim, peningkatan laba sebagai hasil dari langkah perusahaan membersihkan kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL), penjualan sebagian porsi aset bermasalah, dan pendapatan dari bisnis utama. Direktur Utama Bank Permata Ridha D.M. Wirakusuma pun menyatakan kepuasannya atas kinerja perusahaan sejauh ini.
"Saya gembira Permata Bank telah memulai tahun ini dengan menunjukkan kinerja yang meningkat dan mempertahankan neraca yang kuat. Kami terus menjalankan rencana yang dapat membawa menghasilkan kinerja yang lebih baik di tahun ini,” kata Ridha dalam keterangan pers yang diterima Katadata, Senin (17/4). (Baca juga: Ekonomi Masih Lesu, Rasio Kredit Seret Naik Menembus 3 Persen)
Pada akhir Maret 2017, rasio NPL gross tercatat sebesar 6,4 persen dari total kredit atau menyusut dari posisi 8,8 persen pada Desember 2016. Adapun, rasio NPL net tetap di kisaran 2,2 persen. Beberapa upaya yang dilakukan bank untuk menurunkan rasio NPL yaitu restrukturisasi dan rehabilitasi, percepatan pemulihan kredit dan penjualan sebagian dari portofolio NPL. (Baca juga: Bank Permata Terbebani Kredit Macet Garansindo Rp 1,2 Triliun)
Namun, seiring dengan upaya bank memperbaiki rasio NPL, penyaluran kredit turun 22 persen secara tahunan dari Rp 122,7 triliun pada akhir Maret 2016 menjadi Rp 95,4 triliun pada akhir Maret 2017. Meski begitu, pendapatan berbasis biaya (fee-based income) diklaim cukup kuat sehingga bank berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh persen secara tahunan.
Dari sisi permodalan, Bank Permata mencatatkan penguatan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 17 persen, atau naik dari periode sama tahun lalu yang sebesar 15,1 persen. Ke depan, CAR diproyeksi bakal makin kuat lantaran perusahaan berencana melakukan penerbitan saham baru alias right issue senilai Rp 3 triliun pada Juni mendatang. (Baca juga: Astra dan Stanchart Siap Serap Rights Issue Bank Permata Rp 3 Triliun)
Ke depan, Ridha menyatakan, pihaknya akan terus memperkuat fundamental dan memanfaatkan kekuatan perusahaan seperti jaringan cabang dan produk inovatif, serta peningkatan modal melalui rights issue untuk mengembalikan performa perusahaan. “Kami yakin Bank akan kembali ke performa yang semakin kuat pada tahun 2017,” ujarnya.