Belanja di Bawah Target, Defisit Anggaran 2016 Cuma 2,46 Persen
Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 cuma sebesar Rp 307,7 triliun atau 2,46 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Padahal sebelumnya, Kemenkeu sempat meramalkan kemungkinan defisit mencapai 2,5-2,7 persen terhadap PDB.
Realisasi defisit tersebut hanya sedikit di atas target dalam APBN-P yang sebesar Rp 296,7 triliun atau 2,35 persen dari PDB. Defisit anggaran membengkak lantaran realisasi belanja negara lebih tinggi dari realisasi penerimaan negara. (Baca juga: Defisit Melebar, Pemerintah Siapkan Surat Utang Rp 27 Triliun)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, penerimaan negara hanya mencapai Rp 1.551,8 triliun atau 86,9 persen dari target APBN-P. Penerimaan tersebut didapat dari penerimaan perpajakan Rp 1.283,6 triliun; Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 262,4 triliun; dan hibah Rp 5,8 triliun.
Penerimaan/Belanja | Realisasi APBN-P 2015 | Realisasi APBN-P 2016 | ||
Jumlah (triliun) | % dari target | Jumlah (triliun) | % dari target | |
Penerimaan Negara | 1.504,5 | 85,4 | 1.551,8 | 86,9 |
Penerimaan Perpajakan | 1.240,4 | 83,3 | 1.283,6 | 83,4 |
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) | 253,7 | 94,3 | 262,4 | 107 |
Hibah | 10,4 | 314,9 | 5,8 | 195,2 |
Belanja Negara | 1.796,6 | 90,5 | 1.859,5 | 89,3 |
Belanja Pempus | 1.173,6 | 88,9 | 1.148,6 | 87,9 |
Transfer ke daerah dan dana desa | 623 | 93,7 | 710,9 | 91,6 |
Secara lebih rinci, penerimaan perpajakan terdiri dari penerimaan pajak non minyak dan gas (migas) Rp 1.059 triliun; Pajak Penghasilan (PPh) migas Rp 35,9 triliun; serta, bea dan cukai Rp 178,7 triliun. (Baca juga: Bea Cukai Bidik Penerimaan di Akhir 2016 Bertambah dari Tembakau)
Sedangkan pencapaian PNBP tercatat mencapai 107 persen dari target. Pencapaian tersebut disokong oleh lifting minyak dan gas yang di atas asumsi. Sekadar catatan, dalam APBN-P 2016, asumsi lifting minyak sebesar 820 ribu barel per hari dan gas 1,15 juta barel per hari.