Dapat Bantuan Likuiditas, Ini Strategi BNI dan BTN untuk Genjot Kredit
Bank pelat merah mulai tancap gas mengakselarasi penyaluran kredit guna kembali mendorong roda perekonomian yang masih suram imbas pandemi corona. Terlebih, sebanyak Rp 30 triliun dana pemerintah yang sebelumnya ditempatkan di Bank Indonesia, bakal ditempatkan di himpunan bank milik negara (Himbara).
Direktur Utama Bank Negara Indonesia atau BNI, Herry Sidharta, mengatakan bahwa ekspansi kredit akan diprioritaskan untuk industri padat karya, juga ke sektor ekonomi yang memberi stimulan pada percepatan pertumbuhan ekonomi. “Ya 100% (diprioritaskan untuk industri pada karya),” katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (26/6).
Dia menjelaskan bahwa BNI membidik penyaluran kredit pada sektor yang diprediksi masih bakal tetap tumbuh di tengah pandemi corona.
Di antaranya, sektor makanan dan minuman, manufaktur dan pasar grosir, serta pariwisata dan turunannya yang sudah menunjukkan potensi tumbuh kembali. “Untuk manufaktur dan pasar grosir, misalnya industri tekstil,” ujarnya.
(Baca: Pemerintah Tempatkan Dana Rp 30 T ke Himbara, Bagaimana Mekanismenya?)
Adapun pada kuartal pertama tahun ini BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 579,6 triliun, atau naik 11,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 520,3 triliun. Sedangkan secara year to date atau dibandingkan dengan posisi akhir 2019, kredit tumbuh 4,1%.
Pertumbuhan kredit tersebut utamanya didorong oleh segmen korporasi swasta yang naik 24,8% menjadi Rp 204,23 triliun. Lalu, kredit ke usaha kecil tumbuh 10,3% menjadi Rp 75,48 triliun.
Senada, Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury, berkomitmen akan memaksimalkan ekspansi pada sektor pembiayaan perumahan hingga 3 kali lipat dari penempatan uang negara di perusahaan.
Dia mengatakan bahwa sesuai dengan core business, BTN akan memaksimalkan penggunaan dana tersebut untuk mendukung sektor perumahan.
(Baca: Dapat Dana dari Pemerintah, BRI Perbesar Ekspansi Kredit ke UMKM)
“Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Pemerintah melalui Kementerian Keuangan kepada Bank BTN. Insha Allah penempatan dana tahap satu sekitar Rp 5 triliun dan kami berkomitmen gross ekspansi akan mencapai 3 kali dari jumlah tersebut,” kata Pahala dalam siaran persnya, dikutip, Jumat (26/6).
Menurut Pahala, sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi, KPR Non-subsidi, dan kredit konstruksi akan menjadi motor utama dalam mendorong ekspansi tersebut. “Kami memiliki pengalaman panjang dan jaringan yang luas serta kuat di sektor perumahan yang mendukung secara maksimal penyerapan anggaran ini," katanya.
Pahala menyebut, penempatan dana negara ini juga akan melanjutkan daftar panjang kepercayaan Pemerintah kepada BTN. Terbaru, Bank BTN memperoleh stimulus bantuan Subsidi Selisih Bunga (SSB) untuk 146 ribu unit rumah guna mendorong pembiayaan perumahan bagi masyarakat menengah ke bawah.
Dari stimulus tersebut, setidaknya nilai kredit yang dapat disalurkan mencapai sekitar Rp 18 triliun sampai dengan Rp 20 triliun hingga akhir tahun nanti.
(Baca: Di Balik Aksi Sri Mulyani Pindahkan Uang Pemerintah dari BI ke Himbara)
Di sisi lain, dengan membangun sektor perumahan maka akan ada sedikitnya 170 industri turunan yang ikut bergeliat. Mulai dari industri bahan bangunan, kebutuhan rumah tangga, hingga peralatan elektronik akan bergeliat karena terbangunnya sektor perumahan.
Sebelumnya, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.70/PMK.05/2020 Tentang Penempatan Uang Negara pada Bank Umum dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Dari regulasi tersebut, otoritas fiskal dapat menempatkan uangnya di bank umum, yang nantinya disebut sebagai bank mitra. Dana pemerintah sebesar Rp 30 triliun yang sebelumnya ditempatkan di Bank Indonesia, akan ditempatkan di bank umum milik negara.
(Baca: 4 Bank BUMN janji Kembangkan Tiga Kali Lipat Dana Pemerintah Rp 30 T)