Investor Ritel Meningkat, Bareksa Luncurkan Panduan Investasi Digital
Berangkat dari cepatnya pertumbuhan investor ritel di Tanah Air, platform investasi Bareksa luncurkan robo advisor pertama di Indonesia. Dinamai Bareksa Tactical Robo (BaTaRa), juga mengantongi lisensi Penasihat Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Izin tersebut dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK No.KEP-17/D.04/2021 tentang pemberian izin usaha penasihat investasi kepada PT Bareksa Portal Investasi, Kamis (20/5).
Chief Executive Officer (CEO) yang juga Co-founder Bareksa Karaniya Dharmasaputra menyampaikan, BaTaRa telah melalui uji beta sejak Agustus 2020 dan diikuti 1.000 nasabah. Robo advisor Bareksa memberikan panduan dan pendampingan taktikal bagi investor berdasarkan algoritma dan fiture kecerdasan buatan. Selanjutnya, dikombinasikan dengan strategi investasi yang dirumuskan tim analis Bareksa.
Karaniya menjelaskan, pertumbuhan investor ritel Indonesia tengah bertumbuh dengan pesat, khususnya di era pandemi Covid-19. Berkaca dari kondisi tersebut, sebagian besar merupakan investor baru yang belum berpengalaman dan membutuhkan panduan atau guidance. Robo advisor merupakan teknologi yang dapat membantu merancang portofolio investasi secara optimal.
“Karena jumlahnya sudah sedemikian besar, ini tidak mungkin dilayani secara manual. Perlu ada robo yang memandu investasi mereka untuk mengoptimalkan hasil investasi,” kata Karaniya saat dikonfirmasi Katadata.co.id, Senin (24/5).
Dia juga memastikan, BaTaRa sepenuhnya bergerak secara independen dan tidak berpihak pada kepentingan nasabah. Metodologi yang diterapkan juga transparan dan independen, secara berkala dilaporkan ke otoritas sesuai regulasi yang ada.
Selama uji-beta, tim analis Bareksa terus melakukan uji performa secara riil dan membandingkan dengan robo advisor lain. Di mana, imbal hasil investasi berdasarkan rekomendasi robo advisor milik Bareksa diklaim lebih maksimal dan mampu mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Penting sekali adanya robo advisor yang berlisensi. Rekomendasi tidak boleh asal-asalan, karena ini menyangkut dana nasabah. Praktik ini diawasi ketat oleh OJK,” ujarnya.
Rekomendasi BaTaRa dipersonalisasi berdasarkan profil risiko nasabah. Selain itu, robo advisor tersebut merumuskan strategi dan rekomendasi investasi tidak secara statis berdasarkan profil risiko, namun juga rekomendasi tentang alokasi reksadana yang diperlukan untuk memaksimalkan hasil investasi.
Selain itu, rekomendasi robo advisor Bareksa dibuat dinamis, tidak statis, dengan memasukkan parameter perubahan kondisi pasar modal dan ekonomi makro. Selain itu, untuk memitigasi risiko dan memaksimalkan hasil investasi, produk yang direkomendasikan dibuat sangat selektif, hanya reksadana-reksadana pilihan dari 15 Manajer Investasi terbaik.
“Dengan begitu, nasabah memiliki akses mudah terhadap layanan penasehat investasi, yang saat ini cenderung masih mahal bagi sebagian masyarakat,” katanya.
Untuk menikmati layanan robo advisor sudah tersedia di aplikasi Bareksa. Investor bisa mengunduh aplikasi tersebut baik di App Store, iOS dan Google Play Store.
Bareksa merupakan agen penjual reksadana yang mendapat lisensi otoritas sejak 2016. Saat ini, Bareksa menjual lebih dari 120 produk reksadana dari 33 manajer investasi di Tanah Air. Adapun jumlah investor di Bareksa saat ini sudah mencapai 1,8 juta akun. Bareksa juga mitra distribusi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam menjual Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online.
Berdasarkan data OJK, jumlah nomor indentitas investor atau single investor identification (SID) per Februari 2021 naik 6,8% menjadi 4,51 juta. Sedangkan pada Januari 2021, jumlah SID Tanah Air tercatat 4,22 juta.