Peran Bitcoin dan Uang Kripto Meningkat, Akankah Gantikan Uang Tunai?
Sistem pembayaran global menunjukkan transformasi secara cepat, tampak dari pembayaran lintas batas real time, menuju penggunaan blockchain, uang kripto, termasuk Libra dan Diem milik Facebook. Teranyar, muncul Central Bank Digital Currencies (CBDC) dan stable coin yang membuat perbankan tradisional berpikir ulang mengenai model bisnisnya.
Pada The Bitcoin Conference di Miami 4-5 Juni lalu, CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan banyak hal menarik yang memaparkan keunggulan Bitcoin dan adopsi teknologi blockchain. Termasuk, peran uang kripto sebagai aset lindung nilai dari inflasi, serta membantu inklusi keuangan digital.
“Teknologi blockchain adalah inovasi teknologi yang terus berkembang mengatasi permasalahan sentralisasi,” kata Oscar dalam keterangan resminya, Selasa (8/6).
Dalam kongres, dikabarkan CEO Twitter Jack Dorsey akan bekerjasama dengan perusahaan keuangan Square Inc untuk membuat penambangan Bitcoin yang ramah lingkungan. Langkah tersebut sontak menjadi kabar baik bagi pasar uang kripto.
Selanjutnya, Pemerintah El Salvador bakal menjadikan Bitcoin sebagai mata uang yang sah. Hal ini langsung disampaikan oleh Presiden El Salvador Nayib Bukele pada saat konferensi tersebut. Saat ini, pemerintah sedang merancang undang-undangnya untuk kemudian diserahkan ke parlemen.
Berikutnya, platform BitMEX akan bermitra dengan perusahaan robot luar angkasa untuk meletakkan Bitcoin di bulan. Upaya tersebut sesuai dengan jargon Bitcoin to the moon yang artinya terbang tinggi hingga ke bulan.
“Teknologi ini akan terus berkembang dan meningkatkaan demand (permintaan) Bitcoin. Ini jadi kesempatan baik untuk memanfaatkan teknologi dan kesempatan membeli bitcoin di harga murah dibandingkan awal tahun lalu,” ujar Oscar.
Lalu, apakah uang kripto nantinya akan mengambil alih peranan uang tunai? Mengingat, selama pandemi Covid-19 masyarakat dunia mulai “melek” keuangan baik dari sisi investasi hingga cara bertransaksi.
Managing Director dan CEO WadzPay Anish Jain mengatakan, mayoritas pembuat blockchain saat ini fokus pada model hybrid (gabungan metode). Itu menempatkan blockchain sebagai pusat dari ekosistem yang melengkapi teknologi tradisional lainnya. Blockchain merupakan sistem penyimpanan data digital yang terhubung banyak server (multiserver) dan kerap diibaratkan sebagai buku besar digital.
“Banyak yang perlu diperbaiki agar blockchain bisa benar-benar bersaing dengan sistem pembayaran tradisional saat ini,” kata Jain dalam diskusi Virtual Fintech Forum 2021, melalui keterangan resmi Rabu (9/6).
Di sisi lain, blockchain tampak mengisi peran tertentu yang tidak bisa diisi oleh sistem pembayaran tradisional yang berlapis dengan biaya yang tinggi. Pria dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di perusahaan pembayaran MasterCard dan American Express ini menyampaikan, blockchain juga menggaet masyarakat unbanked masuk ke ekosistem keuangan dengan pendekatan hybrid.
Jain menambahkan, kebanyakan penggunaan awal blockchain dari perspektif konsumen. Di mana, fitur yang dimiliki blockchain bisa dimasukkan ke dalam smart money untuk kemudian digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Penggunaannya pun sangat relevan selama pandemi, termasuk ketika orang membutuhkan dana bantuan.
Selanjutnya, ada CBDC yang dipandang memberikan manfaat bagi masyarakat dalam hal pemerataan kesejahteraan dan distribusi akses ke kredit. Pemerintah dan Bank Sentral menyukai CBDC karena mudah, menghemat biaya dan juga pengawasannya.
Dalam tiga tahun ke depan, Jain menilai perkembangan sistem pembayaran menjadikan transfer dan penyelesaian transaksi bisa dilakukan dalam hitungan jam. Dimana, dalam transaksinya bakal memanfaatkan blockchain dan uang kripto.
WadzPay sendiri membangun ekosistem pembayaran berbasis blockchain interoperabilitas yang berdiri sejak 2018. Perusahaan asal Singapura ini melihat potensi CBDC dan aset digital untuk revolusi pembayaran yang lebih cepat, aman, dan biaya yang rendah.
Melansir Coinmarketcap, nyaris menyentuh level US$ 30.000 per btc dalam waktu 24 jam, harga Bitcoin sore ini berhasil menanjak ke level US$ 34.078 per btc. Kapitalisasi pasarnya pun meningkat 3,62% menjadi US$ 637,58 miliar. Sayangnya, untuk sepekan terakhir, harga bitcoin masih tertekan 8,4%.