Janjikan Keamanan Siber, Alto Gandeng Visa Untuk Pemrosesan Debit
Perusahaan pembayaran digital asal Amerika Serikat (AS) Visa jalin kemitraan dengan penyedia layanan switching asal Indonesia, ALTO. Untuk memfasilitasi pemrosesan transaksi kartu debit secara domestik, kemitraan juga didukung Bank Indonesia (BI).
Melalui kemitraan, kapabilitas ALTO diharapkan meningkat setara kelas dunia termasuk dalam sistem keamanan, efisiensi operasional, dan manajemen risiko. Itu sekaligus mendukung sistem Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), karena akan menghadirkan berbagai inovasi pembayaran terbaru.
Selain itu, turut memberikan layanan bernilai tambah untuk pelaku bisnis dan konsumen, serta memperluas teknologi pembayaran contactless dan e-commerce di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, meskipun pengguna smartphone meningkat, namun transaksi mobile banking baru 25%, begitu juga dengan pemanfaatan aplikasi uang elektronik. “Ini perlu ditingkatkan lagi agar layanan keuangan digital lebih baik,” kata Airlangga dalam sambutannya secara daring, Kamis (10/6).
Dia juga menambahkan, hingga 2020 survei kepemilikan akun keuangan tumbuh 61,7%. Adapun indikator penggunaan akun inklusi keuangan juga mencatatkan kenaikan dari 59,74% di 2013 menjadi 81,4% di tahun lalu. Sementara itu, Presiden Joko Widodo menargetkan akun literasi keuangan di 2024 bisa mencapai 90%.
Untuk bisa mencapai target tersebut, Airlangga menjelaskan pentingnya strategi keuangan inklusif. Tujuannya untuk menghadikan akses layanan produk keuangan yang berkualitas, tepat waktu, lancer, aman, dan dengan biaya terjangkau. Upaya tersebut diharapkan turut mendorong pertumbuhan ekonomi, mempercepat penanggulangan kemiskinan, koreksi kesenjangan, hingga memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
“Kerjasama Visa dan ALTO mampu mendukung ekosistem pembayaran digital yang lebih aman, cepat, murah untuk memperlancar transaksi keuangan,” katanya.
Selain itu, kemitraan diharapkan mampu membawa ALTO memenuhi standar kelas dunia lewat transfer knowledge dari Visa. Diantaranya terkait keamanan siber dan manajemen risiko. Keberlangsungan bisnis dan operasional.
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Fitria Irmi Triswati menyampaikan, kemitraan penting dalam memastikan standar operasional, manajemen risiko dan keamanan berkualitas global. Selain itu, kemitraan juga bisa mendukung Visi Sistem Pembayaran BI 2025, yang mana semua transaksi secara domestik melalui GPN.
Berdasarkan data BI, pengeluaran individu mencatatkan pertumbuhan 64,5 juta transaksi kartu debit senilai Rp 29,1 triliun pada April 2021. Capaian tersebut naik hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 15,14 triliun. Hal tersebut mencerminkan minat akan belanja rumah tangga yang kembali meningkat dan optimisme terhadap perekonomian Indonesia yang pulih bertahap di tengah pandemi Covid-19.
“kami memprioritaskan keamanan dan keandalan jaringan yang memiliki Service Level Agreement hingga 99,9%. Kami berharap kerjasama dapat memastikan keberlanjutan peningkatan kualitas layanan ALTO,” kata CEO Alto Network Armand Widjaja.
Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, ALTO memiliki visi yang sama untuk menghadirkan pembayaran digital yang aman, andal dan lancar. Sementara Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Sun Y Kim meyakini pasar pembayaran digital akan naik signifikan dalam lima tahun ke depan dan Indonesia akan ikut memimpin.