Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 per Gram Tertekan Sinyal The Fed
Pergerkan harga emas dibuka merosot awal pekan ini karena laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang membaik. Kondisi tersebut mendorong ekspektasi pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan mempercepat pengetatan kebijakan moneternya.
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk merosot Rp 10.000 ke level Rp 921 ribu per gram pada perdagangan Senin (9/8). Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam melorot lebih dalam yakni Rp 21.000 ke level Rp 795 ribu per gram hari ini.
Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Desember 2021 turun 1,37% ke level US$ 1.739 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) turun 1,3% ke level US$ 1.740 per troy ons. Adapun untuk indeks dolar AS spot naik 0,5% ke 92,84.
Melansir Reuters, laporan non-farm payrolls (NFP) AS tumbuh sebanyak 943 ribu pekerjaan pada Juli 2021 atau di atas ekspektasi pasar. Capaian tersebut memperkuat spekulasi The Fed untuk mengurangi program stimulusnya.
Kepala strategi pasar Blue Line Futures di Chicago, Phillip Streible mengatakan angak tenaga kerja AS terbaru telah memukul harga emas. Pelaku pasar juga mengantisipasi bahwa The Fed akan mempercepat kebijakan pengetatan moneternya.
“Tapering The Fed dapat dimajukan, dengan pengumuman September dan pengetatan kebijakan kemungkinan besar berlaku di awal Januari 2022,” kata Streible dilansir dari Reuters, Jumat (6/8).
Pengetatan kebijakan moneter berpotensi mendorong The Fed untuk mengurangi belanja surat utang atau obligasinya, sehingga mengurangi likuiditas di pasar keuangan. Selain itu, The Fed berpeluang untuk menaikkan suku bunga acuannya dari level rendah saat ini. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya kepemilikan emas.
Analis pasar senior OANDA Edward Moya menjelaskan, perbaikan data tenaga kerja AS berpotensi menekan harga emas ke kisaran US$ 1.700 per gram dalam waktu dekat.
“Namun kita masih akan melihat sejumlah besar sentimen penopang dari ekonomi global dan itu masih akan mendukung pergerakan harga emas,” ujar Moya.