Menyiasati Dampak Pandemi dan Adaptasi Kebiasaan Baru
Pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan dan kehidupan masyarakat dengan pola hidup baru. Berbagai perubahan muncul di masa pandemi seperti aktivitas yang dilakukan serba digital, bekerja dari rumah (work from home), virtual meeting, berbelanja online, bertransaksi non-tunai yang mengubah segala perspektif masyarakat. Tanpa disadari adaptasi terhadap kebiasaan baru yang dilakukan memberikan dampak bagi kehidupan kita saat ini.
Kebiasaan baru tersebut secara efektif langsung meningkatkan pengguna internet di Indonesia hingga 16% atau mencapai 27 juta orang ada antara tahun 2020 hingga 2021. Penetrasi internet pun melonjak menjadi 73,7% per Januari 2021.
Namun, perubahan situasi selama pandemi juga memberikan dampak bagi kesehatan mental masyarakat dan multiple stressors. Mulai dari kekhawaran akan tertular Covid-19, khawatir akan meninggal dan kehilangan anggota keluarga serta teman. Stres juga bisa diakibatkan terkena PHK dan mengalami penurunan pendapatan.
Hasil survei online bertajuk Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kondisi Kesehatan Mental yang dilakukan SurveyMETER akhir Mei 2020 lalu menunjukkan, tingkat kecemasan dan depresi penduduk Indonesia pada masa pandemi Covid-19 relatif tinggi, yaitu 55% mengalami gangguan kecemasan dan 58% merasakan gangguan depresi.
Penduduk rentan mengalami kecemasan dan depresi adalah perempuan berusia antara 20-30 tahun dan berlokasi di wilayah dengan tingkat paparan kasus Covid-19 tinggi.
Studi lain bertajuk The Pulse of Asia - The Health of Asia Barometer 2021 pun menyebutkan, dibandingkan dengan negara di Asia lainnya, responden di Indonesia paling banyak merasakan stres akibat Covid-19. Hal ini diduga akibat tingginya tingkat penyebaran dan angka kematian di Indonesia.
Studi kolaborasi antara Prudential Corporation Asia dan The Economist Intelligence Unit ini mengungkapkan, meski memiliki tingkat stres yang tinggi, masyarakat Indonesia justru terdorong hidup lebih aktif dan sehat. Mayoritas (42,9%) responden Indonesia melakukan setidaknya dua usaha untuk meningkatkan kesehatan mereka. Angka itu lebih tinggi dari rata-rata dari mayoritas Asia (30,9%)
Sementara itu, hanya 11% responden dari Indonesia atau lebih sedikit dibanding rata-rata di Asia (21,6%), tidak melakukan upaya apa pun untuk meningkatkan kesehatan mereka. Semangat hidup sehat ini ini juga ditunjang dengan optimisme besar, kondisi kesehatan mereka akan membaik pada 2021.
Kualitas Hidup
Pandemi juga mempengaruhi kualitas hidup manusia dan menurunkan esensi dari enam pilar Wealth Wisdom yang selalu membahas aspek kekayaan secara holistik. Dimana kaya diartikan tidak hanya terbatas pada materi tetapi juga non materi, sehingga kekayaan dimaknai sebagai esensi yang utuh.
Keenam pilar tersebut, yaitu: kondisi finansial, sikap sosial, kesehatan, tujuan hidup, hubungan terhadap sesama serta momentum.
Kondisi ekonomi yang tidak stabil, akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan aktivitas ekonomi yang berjalan di tempat turut mempengaruhi kondisi finansial masyarakat. Studi dari YouGov terkait dampak keuangan akibat Covid-19 terhadap orang Indonesia menunjukkan, tujuh dari sepuluh orang (72%) secara aktif memangkas pengeluaran yang tidak perlu. Lalu, ada lebih dari sepertiga orang Indonesia (35%) menggunakan tabungan mereka untuk pengeluaran, dan hampir satu dari sepuluh orang (9%) melakukan refinancing.
Demikian halnya pada pilar hubungan antar sesama, sejumlah data menunjukkan angka perceraian di Indonesia meningkat signifikan selama pandemi yang sebagian besar disebabkan oleh masalah keuangan.
Dengan berbagai persoalan yang muncul di masa pandemi, PermataBank percaya kualitas hidup yang seimbang adalah makna kekayaan sesungguhnya. Untuk mempercayai hal ini, masyarakat dapat memulainya dengan cara menemukan potensi diri, meningkatkan keahlian dan pengetahuan, mengganti sudut pandang terhadap sesuatu hal, memperluas cakrawala, peduli dan sensitif dengan kondisi sekitar serta menebar lebih banyak cinta dan perhatian kepada keluarga.
Untuk berbagi pengetahuan dan menginspirasi masyarakat modern di tengah kondisi saat ini, PermataBank mengadakan sebuah event "Wealth Wisdom dengan tema Wellness to Wealth". Wealth Wisdom merupakan acara tahunan PermataBank dimana kali ini telah menginjak tahun ke -7.
Wealth Wisdom merupakan gelaran eksklusif yang akan mengajak masyarakat Indonesia untuk memaknai kembali arti kekayaan yang sesungguhnya melalui kegiatan virtual press conference, talkshow, seminar workshop dengan tema-tema menarik dan relevan setiap tahunnya yang membahas isu ekonomi, bisnis, kesehatan dan gaya hidup. Tak lupa pertunjukan musik hingga bazar dengan tema berbeda setiap tahun.
Acara ini digelar selama dua hari yakni Jumat dan Sabtu 17-18 September 2021 mulai pukul 10.00-17.00 WIB. Berbagai pembicara ternama turut dihadirkan dalam event virtual ini mulai dari kalangan menteri, pebisnis dan CEO perusahaan serta artis ibu kota.