Jadi Holding Ultra Mikro, BRI Fokus Cari Dana untuk PNM dan Pegadaian
Setelah resmi menjadi induk Holding Ultra Mikro, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana tak lagi fokus pada penyaluran pinjaman, melainkan memprioritaskan pencarian pendanaan. Aktivitas penyaluran kredit bisa dilakukan oleh anak usaha, yakni PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
"Kalau perlu ke depan, lending untuk memberikan kredit dari agen BRILink, biar saja ditangani PNM dan Pegadaian. BRI biar fokus cari dananya saja, karena Pegadaian dan PNM kan tidak boleh mencari dana dari masyarakat," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers, Senin (13/9).
Sunarso mengatakan BRI nantinya fokus menangani transaksi, sehingga BRI mendapat dana dari transaksi tersebut. Penyalurannya bisa dilakukan melalui PNM dan Pegadaian supaya pendanaan yang diberikan kepada nasabah bisa memiliki biaya yang lebih murah, salah satunya karena adanya efisiensi secara operasional.
Sunarso yang pernah menjadi Direktur Utama Pegadaian pada periode 2017-2019 mengatakan, tidak mudah menangani bisnis di segmen mikro, apalagi ultra mikro. Sejumlah tantangan yang kerap dihadapi masalah biaya operasional (operational cost) yang tinggi.
Tingginya biaya operasional tersebut disebabkan banyaknya orang dan jaringan yang terlibat dalam bisnis ultra mikro ini. Oleh karena itu, risiko operasional semakin tinggi karena keterlibatan orang yang banyak berpotensi terjadi kesalahan manusia.
Dengan dibentuknya holding ini, Sunarso meyakini biaya operasional dan risiko operasional bisa ditekan dengan kolaborasi dan didigitalkan. "Maka kemudian, digitalisasi itu yang akan menurunkan dua hal yaitu biaya operasional dan risiko operasional akan turun," kata Sunarso.
Efisien yang bisa diterapkan oleh BRI seperti tidak perlu mengeluarkan produk yang sama, bahkan mirip sekali pun. Pegadaian tidak perlu menjalankan bisnis fidusia karena bisnis ini ranahnya di bank. Dengan demikian, hal yang diperlukan adalah sinerga produk dari ketiga perusahaan pelat merah ini.
Sama halnya dengan Pegadaian, setelah terbentuknya holding ultra mikro, PNM bisa lebih fokus kepada pemberdayaan pelaku usaha ultra mikro. PNM tidak perlu lagi memikirkan soal pendanaan lagi karena BRI siap menjamin instrumen pendanaan yang dikeluarkan oleh PNM.
"Misalnya sudah usah memikirkan mencari dana setiap mau issue instrument(menerbitkan instrumen), issue saja dijamin oleh induk misalnya. Fokus saja untuk mencari nasabah baru," kata Sunarso.
Pembentukan Holding Ultra Mikro diresmikan pada Senin (13/9) dengan ditandatanganinya akta inbreng. Perwakilan pemegang saham yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, holding ini bisa menekan biaya pinjaman dana dan bunga kreditnya menjadi lebih murah.
"Penggabungan BRI, Pegadaian, dan PNM diharapkan bisa terjadi bagaimana untuk keberpihakan kepada ultra mikro dan UMKM melalui bunga kredit yang murah. Sesuai kesepakatan kami dengan direktur utama holding, kalau bisa November tahun ini sudah benar-benar terjadi," kata Erick.
Erick menekankan hadirnya holding akan memperkuat model bisnis masing-masing anggotanya. BRI, Pegadaian dan PNM akan saling melengkapi memberikan layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro.