Kredit Perbankan Tumbuh 4,4% pada November, KPR Paling Tinggi
Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit pada November tumbuh 4,4% secara tahunan menjadi Rp 5.694,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan lalu sebesar 3%. Mayoritas jenis kredit mencatatkan pertumbuhan positif, terutama pada kredit pemilikan rumah (KPR) yang mencapai 9,3%.
"Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada November 2021 terjadi pada seluruh jenis kredit, baik Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), maupun Kredit Konsumsi (KK)," demikian tertulis dalam laporan terbaru BI, Kamis (23/12).
Penyaluran kredit modal kerja (KMK) bulan lalu tercatat tumbuh 5% secara tahunan Rp 2.549,8 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober sebesar 4,4%. Perbaikan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR).
Penyaluran kredit kepada industri pengolahan pada bulan lalu sebesar Rp 658,6 triliun. Ini menandakan pertumbuhan 5,1% secara yoy, melompat dari pertumbuhan 1,2% bulan sebelumnya.
"Peningkatan terutama terjadi pada KMK industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah di Sumatera Utara dan Riau," kata BI.
Sementara penyaluran kredit kepada sektor PHR tumbuh 4,5% menjadi Rp 877,2 triliun, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 3,6%. Kinerja ini ditopang peningkatan realisasi kredit penjualan mobil di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
BI juga mencatat, kredit investasi (KI) tumbuh 3,5% pada bulan lalu setelah terkontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,2%. Total penyaluran KI mencapai Rp 1.483,9 triliun.
Pertumbuhan ini sejalan dengan akselerasi penyaluran KI pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar Rp 238,8 triliun, tumbuh 3,5% secara tahunanKalimantan Timur.
Selain itu, penyaluran KI pada sektor industri pengolahan sebesar Rp 241 triliun atau naik 6,5% secara yoy. Ini terutama ditopang akselerasi kredit pada subsektor industri logam dasar bukan besi di Sumatera Utara dan Maluku Utara.
SBI juga mencatat penyaluran kredit konsumsi melanjutkan pertumbuhan sebesar 4,1% mencapai Rp 1.661,2 triliun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya 3,8%.
Peningkatan pada kredit konsumsi disebabkan oleh akselerasi pada penyaluran kredit multiguna. Nilai kredit multiguna bulan lalu sebesar Rp 911,5 triliun, atau tumbuh 3% dibandingkan tahun lalu.
Kredit pemilikan rumah (KPR) juga berhasil tumbuh tinggi 9,3% secara yoy, tetapi melambat dibandingkan pertumbuhan 9,6% pada bulan sebelumnya. Adapun penyaluran KPR pada November sebesar Rp 566,2 triliun. Penyaluran kredit kendaraan bermotor tercatat Rp 99,8 triliun, terkontraksi 8,9% tetapi lebih kecil dari kontraksi 12,6% bulan sebelumnya.
Dana Pihak Ketiga Tumbuh Makin Kuat
Pertumbuhan kredit yang semakin kuat beriringan dengan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang juga tumbuh semakin tinggi. Penghimpunan DPK pada bulan lalu mencapai Rp 7.064,6 triliun, atau tumbuh 10,3% secara yoy, meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 9,6%.
"Peningkatan DPK terutama bersumber dari simpanan berjangka. Peningkatan simpanan berjangka terjadi pada seluruh golongan nasabah, baik nasabah korporasi maupun perorangan," ujar BI.
Jumlah simpanan berjangka di perbankan pada bulan lalu mencapai Rp 2.776,4 triliun. Nilainya tumbuh 2,2% secaar yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan 0,3% bulan sebelumnya. Ini terutama untuk simpanan berjangka perbankan yang ada di DKI Jakarta dan Sumatera Selatan.
Sementara itu jumlah giro sebesar Rp 1.913,6 triliun. Ini menunjukkan pertumbuhan 22% secaar yoy, tidak berubah dari kinerja pertumbuhan bulan sebelumnya. Sementara itu, jumlah tabungan sebesar Rp 2.374,6 triliun, tumbuh 12% secara yoy. Pertumbuhan jumlah tabungan melambat dibandingkan pertumbuhan 12,9% pada Oktober.