Bank Dunia: Jumlah Orang RI Tak Punya Akses Bank Terbesar ke-4 Dunia
Bank Dunia menyebut Indonesia merupakan negara jumlah penduduk unbanked atau belum tersentuh layanan keuangan perbankan terbesar keempat di dunia. Sektor keuangan Indonesia juga dinilai dangkal dibandingkan negara-negara peers atau setara.
"Meskipun akses rumah tangga ke sektor keuangan formal telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia masih memiliki masyarakat yang belum tersentuh oleh layanan keuangan formal perbankan atau unbanked people terbesar keempat di dunia," kata Bank Dunia dalam laporan terbarunya dikutip Kamis (23/6).
Bank Dunia menyebut, 95 juta penduduk dewasa Indonesia tidak memiliki rekening di institusi keuangan. Hanya sekitar 49% dari penduduk dewasa dan 37% dari penduduk termiskin yang memiliki rekening di perusahaan keuangan.
Menurut Bank Dunia, sektor keuangan di Indonesia masih menghadapi hambatan struktural sekalipun ada kemajuan substansial. Hal ini pada akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Sektor keuangan Indonesia tergolong dangkal dibandingkan dengan negara-negara yang setara, baik dari segi aset maupun kredit terhadap PDB dan masih didominasi oleh perbankan," kata Bank Dunia.
Sektor keuangan Indonesia dinilai masih terlalu kecil dari sisi ukuran. Aset sektor keuangan Indonesia hanya setara dengan 77% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Rasio ini jauh di bawah negara tetangga, seperti Filipina yang mencapai 121%, Thailand 259% main Malaysia 284%.
Selain itu, menurut Bank Dunia, sektor keuangan di Indonesia masih mahal. Efisiensi intermediasi bank relatif rendah dengan marjin bunga bersih (NIM) Indonesia yang secara struktural lebih tinggi dibandingkan dengan di negara-negara setara. NIM Indonesia jauh di atas Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Filipina.
Kondisi ini berpotensi berdampak negatif pada tabungan, investasi dan penyaluran pinjaman bank di dalam negeri. Hal ini terlihat dari kredit swasta per PDB di Indonesia yang tak sampai 50%, jauh dibandingkan Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Singapura yang di atas 100% PDB.
"Banyak faktor, termasuk kurangnya persaingan, kelemahan dalam lingkungan kelembagaan, dan inefisiensi operasional dapat berkontribusi pada intermediasi yang lemah yang teramati," kata Bank Dunia.
Bank Dunia juga menyebu sektor keuangan di Indonesia masih sangat terpapar risik0 global. Ini karena ukuran investor institusional di Indonesia kurang dari 20% PDB, jauh dibandingkan Malaysia yang mencapai 80% dan Singapura lebih dari 140%. Hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap investor asing dan menyebabkan tingginya volatilitas jika ada tekanan eksternal.