Terbitkan Rupiah Baru, BI Klaim Peredaran Uang Palsu Terus Turun

Abdul Azis Said
19 Agustus 2022, 10:45
uang palsu, bank indonesia
ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/aww.
Petugas Kepolisian Polres Pekalongan menunjukkan uang palsu saat gelar kasus di Polres Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (2/3/2022).

Bank Indonesia (BI) menyebut peredaran uang palsu terus turun dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, BI terus meningkatkan upaya mengurangi pemalsuan, salah satunya dengan merilis rupiah edisi baru bertepatan dengan peringatan HUT RI ke-77 kemarin.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim menyebut, tiga tahun lalu ada sembilan lembar uang palsu dalam setiap satu juta lembar uang asli. Kini rasionya turun menjadi tiga lembar per satu juta lembar uang asli sepanjang paruh pertama tahun ini.

"Tingkat pemalsuan uang di Indonesia dalam data kami menunjukkan dari tahun ke tahun terus berkurang," kata Marlison dalam diskusi dengan wartawan, Jumat (19/8).

BI menggunakan parameter perhitungan uang palsu dengan membandingkan banyaknya lembar uang palsu per satu juta lembar uang asli. Parameter ini dipilih karena uang palsu tersebut tidak memiliki nilai yang bisa diakumulasikan nominal pemalsuannya.

Marlison menyebut pemalsuan paling banyak dilakukan untuk pecahan besar seperti Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Karena itu, dalam peluncuran rupiah emisi terbaru 2022, BI meningkatkan keamanan dengan merubah benang pengaman pada pecahan besar.

"Benang pengaman yang kita pakai saat ini yang tertinggi dan terbaik di dunia," kata Marlison. Peningkatan keamanan ini juga dilakukan melalui penambahan area pada kertas yang bisa disinari ultraviolet.

Desain dan perubahan warna color shifting juga disempurnakan. Color shifting ink menggunakan teknologi optically variable magnetic ink (OVMI) yang lebih tajam.

Keaslian rupiah edisi baru ini bisa dicek dengan cara dilihat, diraba dan diterawang. Untuk pecahan Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000, keaslian bisa terlihat dari empat ciri yakni melalui gambar utama, nominal pecahan, benang pengaman dan tinta berubah warna.

Perbedaannya untuk edisi Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000 tidak memiliki fitur tinta berubah warna. Namun pengecekan keaslian dengan cara diraba dan diterawang untuk semua pecahan memiliki ciri yang sama.

Semua pecahan akan terasa kasar pada bagian tertentu saat diraba serta memiliki kode tuna netra. Saat diterawang, rupiah akan memiliki tanda air alias watermark dan electrotype serta memiliki gambar saling isi alias rectoverso.

BI resmi meluncurkan tujuh pecahan uang rupiah kertas tahun emisi 2022 dengan desain baru. Meski memiliki tampilan baru, yang membuatnya masih sama dengan edisi sebelumnya yakni masih menggunakan gambar utama pahlawan pada sisi depan.

Pada bagian belakang juga masih memuat tema kebudayaan Indonesia seperti gambar tarian, pemandangan alam, dan flora seperti pada uang tahun emisi 2016.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...