Jokowi Kembali Sentil Perbankan, Soroti Margin Bunga Bersih Bank

Ameidyo Daud Nasution
6 Februari 2023, 16:11
jokowi, perbankan, NIM
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023 di Jakarta, Senin (6/2/2023).

Presiden Joko Widodo mengatakan performa industri perbankan di dalam negeri cukup baik sepanjang 2022. Meski demikian, Jokowi secara khusus sempat menyoroti besarnya angka margin laba bersih atau net interest margin perbankan nasional

Jokowi mencatat rata-rata net interest margin atau NIM perbankan di dalam negeri mencapai 4,4 persen pada tahun lalu. Berdasarkan Statista, angka NIM tersebut lebih tinggi dibandingkan beberapa negara, seperti Korea Selatan, Thailand, dan Hongkong.

"Sebelum masuk ke sini, tadi saya tanya ke Ketua OJK, NIM-nya berapa sih? Dijawab oleh Ketua OJK 4,4 persen. Ini mungkin tertinggi di dunia," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/3).

Rasio bunga bersih atau NIM adalah selisih antara suku bunga kredit yang diberikan perbankan dengan suku bunga yang dibayarkan kepada pemilik dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan atau pinjaman dana dari pihak lainnya. Semakin besar angka NIM mengindikasikan bahwa potensi keuntungan perbankan dari dana yang disalurkan semakin besar.

Jokowi juga menyoroti beberapa kinerja sektor perbankan di dalam negeri pada 2022. Beberapa di antaranya penyaluran kredit yang tumbuh 11,3 persen rasio kecukupan modal atau CAR sebesar 25,68 persen.

Presiden juga mengapresiasi arah kebijakan OJK yang mendukung hilirisasi sumber daya alam di dalam negeri. Menurutnya, sebagian perusahaan pemurnian mineral atau smelter masih sulit mencari sumber pendanaan.

Jokowi menilai pendanaan pada industri smelter menjadi kunci lompatan status Indonesia menjadi negara maju. Akan tetapi, ia mengingatkan agar pendanaan yang diberikan pada smelter tetap menganut asas kehati-hatian.

Pasalnya, mantan Wali Kota Solo ini mencatat Indonesia masih berada di posisi pendapatan menengah sejak 2018.   Indonesia sempat berada di tingkat negara berpendapatan menengah bawah pada 2017 dan berhasil masuk kelompok negara berpendapatan menengah atas pada 2018.

Namun pandemi menurunkan status Indonesia yang menyebabkan statusnya kembali turun ke kelompok negara berpendapatan menengah bawah. Pada 2022, Jokowi menyampaikan Indonesia telah kembali masuk ke kelompok negara berpenghasilan menengah atas.

"Ini yang secara konsisten harus terus kita dorong dan naikkan terus PDB kita sehingga betul-betul kita bisa melompat maju ke depan," kata Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi mendorong Otoritas Jasa Keuangan atau OJK untuk mendukung pendanaan terkait usaha hilirisasi. Menurutnya, dampak yang diberikan akan cukup besar.

Sebelumnya, Jokowi pernah menyentil laba perbankan yang besar. Ia bahkan sempat menyoroti laba Bank Mandiri yang mencapai Rp 41 triliun. 

"Kadang saya berpikir, kok tumbuhnya tinggi banget. Jangan-jangan bunganya ketinggian," kata Jokowi dalam acara Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (1/2).


Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...