BRI Bakal Salurkan KUR Rp 270 Triliun Tahun Ini
Emiten bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 270 triliun pada tahun ini.
Nilai penyaluran KUR ini mengalami kenaika dari alokasi tahun 2022 senilai Rp 257 triliun. Namun, yang baru terealisasi hingga akhir Desember 2022, nilainya mencapai Rp 252,4 triliun yang disaluran kepada 6,5 juta debitur.
"Karena ada perubahan fundamental di 2023, alokasi [KUR BRI] Rp 270 triliun dan akan terus diupayakan untuk tersalur," kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, dalam konferensi pers, Rabu (82).
Supari menjelaskan, BRI optimis dapat mencapai target tersebut. Hal tersebut tak lepas dari kemampuan BRI dalam memproses dan mencairkan KUR dengan rata-rata Rp 1 triliun per hari.
Terkait dengan KUR, Direktur Utama BRI Sunarso menjabarkan KUR adalah Kredit Usaha Rakyat, jadi KUR itu adalah Kredit, bukan bantuan atau hibah. Sumber dana KUR, 100% dari dana bank dengan tingkat suku bunga KUR Mikro 16%.
"Bunganya 16% sebenarnya, pemerintah subsidi 10% kepada rakyat, rakyat hanya membayar 6%," kata Sunarso.
Sampai Desember 2022, tercatat BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp 1.139,08 triliun.Secara khusus, portofolio kredit Mikro BRI tumbuh double digit sebesar 13,9% yoy. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,74%.
Melesatnya penyaluran kredit turut mendongrak perolehan pendapatan bunga. Bank BRI tercatat membukukan pendapatan bunga bersih senilai Rp 124,59 triliun, meningkat 9,20% dibanding perolehan yang sama pada tahun 2021 senilai Rp 114,09 triliun.
Peningkatan laba BRI jug disebabkan oleh pertumbuhan jumlah nasabah mikro yang telah naik lebih dari 3 kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah. Demikian halnya volume kredit telah tumbuh lebih dari 6 kali lipat menjadi Rp 1.029,80 triliun jika dibandingkan dengan posisi tahun 2008.
Sedangkan, dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 14,85% yoy menjadi sebesar Rp1.307,88 triliun. Dana murah (CASA) melesat menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara year on year meningkat sebesar 21,46%.
Naiknya proporsi CASA berdampak terhadap efisiensi yang dilakukan perseroan. Hal tersebut tercermin dari biaya dana yang terus turun, dari 2,05% pada akhir 2021 menjadi 1,87% di akhir tahun 2022.