Mirae Asset Ramal Kredit Bank Tumbuh 12%, Ini Faktor Pendorongnya
PT Mirae Asset Sekuritas memprediksi kredit perbankan nasional akan tumbuh di kisaran 12% sepanjang tahun ini. Pertumbuhan ini selaras dengan membaiknya kinerja perusahaan di sektor keuangan, khususnya perbankan.
Head of Research Team II Mirae Asset Sekuritas, Handiman Soetoyo mengungkapkan, terdapat dua faktor utama yang akan mendongrak pertumbuhan kredit. Yakni, pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income dan perbaikan kualitas aset bank.
“Faktor positif lain adalah aktivitas lebaran dan tahun politik, serta kewajiban repatriasi dolar hasil ekspor sumber daya alam yang berlaku di awal bulan,” kata Handiman, di acara Mirae Asset Media Day di Jakarta, Kamis (9/3).
Selain itu, penyesuaian imbal hasil aset akan terus menguntungkan bank di tengah tekanan biaya dana yang meningkat. Pertumbuhan kredit diperkirakan akan stabil dalam dua bulan ke depan menjelang bulan Ramadhan.
Handiman mengatakan, pertumbuhan kredit Indonesia berada di angka 11,4% secara tahunan atau year on year (YoY) pada tahun 2022 lalu. “Persentase itu jauh melampaui prediksi Bank Indonesia (BI) dan Mirae Asset yang masing-masing berada di angka 6–8% dan 10,2%,” ujar Handiman.
Mirae Asset merekomendasikan pembelian saham perbankan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga di kisaran Rp 10.100 dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di harga Rp 12.30. Kedua bank ini, menurut Mirae memiliki eksposur besar di korporasi dan memiliki kualitas aset yang baik.
Sebagai informasi, Januari 2023 lalu pertumbuhan kredit Indonesia sempat mengalami penurunan menjadi 10,5%. Handiman menilai, penurunan tersebut merupakan hal yang wajar mengingat masyarakat cenderung aktif mengambil pinjaman pada Desember dan lebih fokus untuk membayar kembali pinjaman tersebut di Januari 2023.
Selain itu, dari sisi suku bunga kredit rupiah naik menjadi 13,15% sedangkan suku bunga kredit dolar sedikit menurun menjadi 5,45%. “Mengingat efek musiman, NPL gross meningkat menjadi 2,59%. Sementara itu, kredit yang direstrukturisasi akibat Covid-19 turun menjadi Rp 435,7 triliun di bulan Januari,” kata Handiman.
Pertumbuhan simpanan melambat menjadi tumbuh 8% mencapai Rp 7.994 triliun. Rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Rasio (LDR) naik menjadi 79,3% per Januari. Sebelumnya pada Desember 2022 tercatat sebesar 78,8%.
“Likuiditas yang cukup dan rasio CASA yang membaik dapat membantu bank menangani tekanan dana murah dari suku bunga acuan yang lebih tinggi,” ujar Handiman.