Jokowi Waspadai Dampak Ambruknya Silicon Valley Bank ke Indonesia
Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan ancaman dan risiko global. Kepala Negara menyampaikan hal tersebut mengingat dua bank di Amerika Serikat yakni Silicon Valley Bank dan Signature Bank mengajukan pailit dalam hitungan jam.
Presiden Jokowi mencatat Silicon Valley Bank jatuh dalam hitungan dua sampai tiga hari. Tidak lama, Signature Bank ikut mengajukan pailit dua hari setelah Silicon Valley Bank runtuh.
"Semua negara sekarang ini menunggu efek dominonya akan ke mana. Oleh sebab itu kita harus hati-hati," kata Presiden Widodo di saluran resmi Sekretariat Presiden, Rabu (15/3).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan ancaman kegentingan global bukan hal yang ringan. Menurutnya, ketidakpastian global memunculkan risiko yang sulit diprediksi.
Seperti diketahui, Silicon Valley Bank bangkrut dan diambil alih oleh regulator pada Jumat (11/3). Ini adalah kegagalan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan 2008. Kejatuhan SVB tidak lepas dari momentum suku bunga The Fed yang terus menanjak sejak tahun lalu.
Suku bunga yang lebih tinggi juga mengikis nilai obligasi jangka panjang yang digenggam oleh SVB dan bank lain selama era suku bunga yang sangat rendah dan mendekati nol. Portofolio obligasi SVB senilai US$21 miliar menghasilkan rata-rata 1,79% — imbal hasil Treasury 10 tahun saat ini adalah sekitar 3,9%.
Pada saat yang sama, modal ventura mulai mengering, memaksa nasabah untuk menarik dana yang dipegang oleh SVB. Bank pun terpaksa menjual banyak surat berharga miliknya dengan kerugian di saat laju penarikan dana oleh nasabah meningkat. kepanikan pun mulai berakar dan semakin menjalar.
Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menyampaikan, ada sedikit startup Indonesia yang menerima investasi dari modal ventura atau (VC) yang berbasis di Silicon venture capital Valley.
Amvesindo pun menggalang data terkait dampak Silicon Valley Bank kolaps terhadap startup Indonesia. Indikasi awal, efeknya relatif kecil karena hanya sedikit modal ventura Indonesia yang berbisnis dengan bank raksasa ini.
Di sisi lain, Analis DCFX Lukman Leong menyebut kejatuhan SVB pada akhir pekan lalu telah mendorong penurunan tajam pada imbal hasil alias yield obligasi AS dan indeks dolar AS.