Credit Suisse akan Tarik Pinjaman dari Bank Sentral Swiss Rp 828 T
Credit Suisse berencana menarik pinjaman mencapai 50 miliar franc Swiss atau setara Rp 828,15 triliun mengacu kurs Bloomberg Rp 16.563 per franc Swiss. Pernyataan ini dibuat hanya beberapa jam setelah Bank Sentral Swiss menyatakan siap memberikan dukungan likuiditas bagi bank skala global tersebut jika dibutuhkan.
"Langkah ini diambil untuk mendukung bisnis inti dan klien perusahaan sebagaimana Credit Suisse mengambil langkah untuk lebih sedernaha dan fokus pada kebutuhan klien," demikian pernyatam Credit Suisse seperti dikutip dari CNBC, Kamis (16/3).
Di sisi lain, Credit Suisse saat ini juga tengah memproses pembelian kembali utang mereka yang mencapai miliar dolar AS untuk mengelola kewajiban dan biaya pembayaran bunga. Penawaran tender offer tersebut mencakup pinjaman dalam dolar AS mencapai US$2,5 miliar atau sekitar Rp 38,5 triliun dan dalam euro senilai 500 euro atau sekitar Rp 8,16 triliun.
“Langkah-langkah ini menunjukkan tindakan tegas untuk memperkuat Credit Suiss, seiring kami melanjutkan transformasi strategis kami untuk memberikan nilai lebih kepada klien kami dan pemangku kepentingan lainnya,” kata CEO Credit Suisse Ulrich Koerner seperti dikutip dari CNBC, Kamis (16/3).
Ia menyampaikan terima kasih kepada Otoritas Keuangan dan Bank Sentral Swiss atas dukungannya terhadap transformasi strategis Credit Suisse.
Setelah masalah Credit Suisse, pendiri Tabbush Report Daniel Tabbush menekankan bahwa perhatian yang lebih luas terhadap sektor perbankan adalah masalah kepercayaan.
“Masalah yang jelas adalah pemulihan kepercayaan untuk menghentikan pelarian deposan, yang mungkin sebagian atau seluruhnya telah ditangani oleh bank sentral,” katanya kepada “Street Signs Asia” CNBC.
Namun, menurut dia, masalah jika Credit Suisse gagal tak sekadar terletak pada bank tersebut dan deposannya. Bank ini memiliki keterhubungan yang erat dengan institusi keuangan lainnya.
Saham bank-bank di Asia Pasifik juga jatuh pada erdagangan kemarin mendorong indeks Topix di Jepang turun 2% setelah pada hari sebelumnya juga telah turun 1,4%. Bursa saham di Australia juga turun 0,15% seiring saham Perbankan Westpac dan bank Nasional Australia yang turun masing-masing 2,35% dan 1,81%. Beberapa bank Korea Selatan juga mencatatkan penurunan saham hingga 2%.
Franc Swiss tetap bergejolak setelah pengumuman tersebut, menguat 0,17% menjadi 0,9315 terhadap dolar AS.
Awal pekan ini, ketua Credit Suisse Axel Lehmann mengatakan kepada CNBC's Hadley Gamble bahwa keruntuhan Silicon Valley Bank baru-baru ini bersifat "lokal dan terkendali".
Ketika ditanya apakah dia akan mengesampingkan semacam bantuan pemerintah di masa depan, Lehmann berkata, “Kami diatur, kami memiliki rasio modal yang kuat, neraca yang sangat kuat. Kita semua tangan di geladak. Jadi bukan itu topiknya sama sekali.”