Krisis Perbankan di Era Generasi Medsos, Apa Beda dengan Krisis 2008?
Gejolak di sektor keuangan global memicu kekhawatiran krisis keuangan 2008 akan kembali terulang. Namun, krisis perbankan saat ini berbeda dengan kondisi 15 tahun lalu karena perkembangan media sosial, digitalisasi perbankan, dan perubahan regulasi yang sangat besar.
"Ini adalah krisis bank pertama dari generasi Twitter," ujar Paul Donovan, kepala ekonom di UBS Global Wealth Management ketika ditanya terkait kejatuhan Credit Suisse, seperti dikutip dari CNBC, Senin (27/3).
Saham Credit Suisse anjlok pada 14 Maret setelah kelemahan material yang ditemukan pada laporan keuangannya. Kabar itu memicu lima hari penuh gejolak bagi Credit Suisse yang berakhir dengan pengambilalihan oleh UBS.
Direktur Pusat Risiko Sistemik di London School of Economics Jon Danielsson menjelaskan, media sosial memberikan lebih banyak ruang untuk penyebaran rumor yang merusak dibandingkan tahun 2008. “Meningkatnya penggunaan internet dan media sosial, perbankan digital dan sejenisnya. Semuanya bekerja untuk membuat sistem keuangan lebih rapuh daripada yang seharusnya,” kata Danielsson.
Media sosial tidak hanya memungkinkan rumor menyebar dengan lebih mudah, tetapi juga jauh lebih cepat. “Ini benar-benar mengubah permainan,” kata CEO Citi Jane Fraser dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh The Economic Club of Washington, D.C. pekan lalu.
Ia mengatakan hanya dengan beberapa tweet, Silicon Valley Bank jatuh lebih cepat dibandingkan apa yang pernah terjadi dalam sejarah. Regulator menutup Silicon Valley Bank pada 10 Maret yang merupakan keruntuhan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan global pada 2008.
Sementara informasi menyebar dalam hitungan detik, uang sekarang dapat ditarik dengan cepat. Mobile banking telah mengubah perilaku fundamental pengguna bank yang dapat menyebabkan keruntuhan finansial.
“Tidak ada antrean di luar bank seperti yang terjadi di Northern Rock di Inggris, itu tidak terjadi kali ini, karena Anda hanya online dan mengklik beberapa tombo, ” kata Paul Donavan.
Kepala Kebijakan Pajak dan Kebijakan Perdagangan di Institut Studi Keuangan IFF Universitas St. Gallen Stefan Legge mengatakan, kombinasi penyebaran informasi yang cepat dan akses ke dana ini dapat membuat bank lebih rentan.
"Dulu, pemandangan orang-orang yang mengantri di depan cabang bank menyebabkan kepanikan, hari ini kita memiliki media sosial ... Bisa dibilang, bank runs bisa terjadi lebih cepat hari ini," kata Legge kepada CNBC melalui email.
Neraca yang lebih kuat
Uni Eropa melakukan upaya besar untuk menopang situasi ekonomi setelah krisis keuangan, termasuk pendirian lembaga pengawasan keuangan baru dan penerapan uji tekanan untuk mencoba meramalkan skenario yang sulit dan mencegah kehancuran pasar.
"Hal ini membuat bank-bank Eropa tidak mungkin akan mengalami hal yang serius seperti pada tahun 2008," kata Danielsson kepada CNBC.
Ia menekankan, pendapaan bank lebih stabil. Regulator juga jauh lebih peka terhadap bahaya dan tingkat modal yang lebih tinggi.
Penasihat senior di International Capital Markets Association Bob Parker mengatakan, metrik yang membedakan antara kondisi keuangan saat ini dan 2008 adalah rasio leverage bank. “Jika Anda benar-benar melihat 30 atau 40 bank global teratas… leverage rendah, likuiditas tinggi. Risiko dalam sistem perbankan saat ini jauh lebih kecil daripada yang pernah terjadi selama 20 atau 30 tahun terakhir,” kata Parker.
Otoritas Perbankan Eropa menyoroti hal ini dalam sebuah pernyataan tentang otoritas Swiss yang turun tangan untuk membantu Credit Suisse. "Sektor perbankan Eropa tangguh, dengan tingkat permodalan dan likuiditas yang kuat," kata pernyataan itu.
Namun, bank secara individu masih dapat mengalami kesulitan, tidak peduli seberapa tangguh sektor ini secara keseluruhan. “Saya sebenarnya tidak setuju dengan argumen bahwa kita memiliki risiko sistemik besar yang menumpuk di sistem perbankan,” ujar Parker.
Fraser melakukan pengamatan serupa ketika membandingkan sistem perbankan saat ini dengan yang terjadi pada 2008. “Ini tidak seperti terakhir kali, ini bukan krisis kredit. Ini adalah situasi di mana beberapa bank memiliki beberapa masalah, dan lebih baik untuk memastikan bahwa kita menghentikannya sejak awal," kata dia
Gubernur Bank Nasional Swiss Thomas Jordan mengatakan, satu kesamaan antara krisis 2008 dan kondisi keuangan saat ini adalah pentingnya kepercayaan. Kurangnya kepercayaan telah memainkan peran besar dalam gejolak perbankan Eropa baru-baru ini.
“Saya tidak percaya bahwa mobile banking adalah sumber masalahnya. Saya pikir itu adalah kurangnya kepercayaan, kepercayaan pada bank yang berbeda, dan kemudian berkontribusi pada situasi ini,” kata Jordan.