Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp694,9 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) meneguhkan peranannya pada bidang environmental, social, and governance (ESG). Bank pelat merah tersebut berhasil mencatat penyaluran kredit berkelanjutan yang tumbuh 13,1 persen secara year-on-year (YoY), menjadi Rp694,9 triliun pada tahun 2022.
Kredit tersebut disalurkan pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), energi terbarukan, hingga transportasi ramah lingkungan. Kontribusi segmen UMKM mencapai 88,66 persen terhadap kredit kriteria kegiatan usaha berkelanjutan (KKUB) BRI, atau setara Rp616,1 triliun.
Sementara sektor kegiatan usaha berwawasan lingkungan memiliki porsi 11,34 persen atau Rp78,8 triliun terhadap KKUB perseroan. Direktur Eksekutif National Center for Sustainability Reporting, Ali Darwin, mengatakan ESG bukan hanya soal keberlanjutan lingkungan saja, tetapi juga penyejahteraan manusia.
“Jadi dalam hal aspek social itu, kredit UMKM masuk dalam kategori ESG. Dan, BRI adalah bank terbesar yang menyalurkan pembiayaan untuk UMKM dan bahkan untuk masyarakat prasejahtera,” kata Ali dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (4/2).
BRI juga memiliki rencana penggalangan dana untuk menyokong kredit ESG melalui penerbitan green bond senilai Rp15 triliun. Pada tahun lalu, BRI telah menerbitkan Green Bond I senilai Rp5 triliun. “Artinya, bank juga akan memiliki tanggung jawab untuk menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit yang berwawasan lingkungan,” ucap Ali.
Ia melanjutkan, ada tiga unsur dalam ESG, yakni people, planet, dan profit. Artinya, sebuah perusahaan yang memiliki visi keberlanjutan harus memikirkan cara mendapatkan laba, sejalan dengan upaya menjaga manusia dan lingkungan sekitarnya. “Tantangan ke depan adalah bagaimana bank mampu melakukan screening tehadap nasabah yang berperilaku ramah lingkungan dan tidak,” lanjut Ali.
Senada, Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia, Haryanto T. Budiman, menilai kredit ESG memiliki potensi besar bagi masa depan perbankan. Investor global pun mulai berfokus pada aspek keberlanjutan dalam strategi investasi mereka.
“Penerapan ESG menjadi pertimbangan utama mereka dalam berinvestasi. Perbankan nasional pun tak luput dari penerapan prinsip tersebut,” kata Haryanto dalam CEO Banking Forum, Senin (9/1).
Pada kesempatan terpisah, Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, menegaskan bahwa kredit berkelanjutan BRI merupakan bagian dari sustainable finance. Hal ini merupakan upaya menyeluruh yang dilakukan perseroan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
“Penting bagi BRI untuk senantiasa memberikan economic maupun social value kepada seluruh stakeholders dengan kinerja yang mengacu pada keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup,” tutur Ahmad. Kini, pemberdayaan UMKM adalah salah satu sektor yang didominasi oleh BRI.
Portofolio kredit berkelanjutan BRI terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2020, persentase kredit berkelanjutan BRI tercatat senilai Rp550,4 triliun, atau mencakup 62,5 persen dari total portofolio kredit perseroan.
Setahun kemudian, persentase itu naik menjadi 65,1 persen dari total portofolio kredit BRI. Nominalnya sebesar Rp614,2 triliun, atau tumbuh 11,6 persen dibanding capaian pada tahun 2020. Kemudian, pada 2022, kontribusi kredit berkelanjutan itu meningkat menjadi 67,5 persen terhadap total portofolio kredit perseroan.
Ahmad mengungkapkan, pihaknya telah menyusun strategi keberlanjutan ESG. Strategi itu merupakan landasan untuk mewujudkan aspirasi perseroan menjadi grup perbankan berkelanjutan kelas dunia yang fokus pada dimensi ESG. “Hal ini untuk merealisasikan visi BRI pada 2025, yaitu menjadi the most valuable banking group in Southeast Asia and champion of financial inclusion,” urainya.