Imbal Hasil IHSG Minus, Asuransi Jiwa Ubah Strategi Investasi
Nilai investasi perusahaan asuransi jiwa di Indonesia mengalami penurunan pada periode kuartal pertama 2023. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan, penurunan investasi asuransi jiwa salah satunya dipengaruhi oleh imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami kontraksi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun hingga 24 Mei 2023, IHSG tak beranjak dari level psikologis 6.700 dan terkontraksi 1,53%. Penurunan ini turut berdampak terhadap hasil investasi asuransi jiwa pada kuartal pertama 2023 yang turun 2,1% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, total investasi industri asuransi jiwa mencapai Rp 538,33 triliun atau setara 87,4% dari seluruh aset industri asuransi jiwa yang mencapai Rp 611,51 triliun.
"Hasil investasi yang turun disebabkan karena adanya peralihan penempatan investasi perusahaan guna menyesuaikan aturan yang berlaku," kata Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon, dalam konferensi pers, dikutip Kamis (25/5).
Sebagaimana diketahui, berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) PAYDI, perusahaan asuransi diperbolehkan mengatur lebih lanjut mengenai strategi penempatan portofolio investasi sesuai kebutuhan industri.
AAJI mencatat, saat IHSG terkoreksi industri asuransi justru memperbesar porsi investasinya di Surat Berharga Negara (SBN). Hingga Maret 2023, nilai investasi di SBN meningkat 23,3% menjadi Rp 151,7 triliun.
Ketua Bidang Hubungan Kerja Sama Antar Lembaga Regulator, Stakeholder Dalam Negeri & Internasional AAJI Shadiq menjelaskan, dengan IHSG yang masih lemah dan apalagi belum menyentuh 6.800 menyebabkan turunnya investasi industri asuransi jiwa.
"Kemudian dengan adanya The Fed yang menaikkan bunga 25 basis poin itu berdampak. Kondisi-kondisi seperti itu yang membuat pendapatan hasil investasi menurun," katanya.
Selain itu, penurunan total investasi industri asuransi jiwa juga diindikasikan karena adanya penurunan pada total pendapatan premi industri asuransi jiwa.
Adapun, Ketua Bidang Kanal Distribusi dan Inklusi Tenaga Pemasar AAJI Elin Waty mengatakan Industri asuransi jiwa kian memperkuat komitmennya untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui pembayaran klaim.
Total klaim Rp 45,56 triliun telah dibayarkan selama periode Januari hingga Maret 2023. Jumlah ini meningkat 5,1% jika dibandingkan dengan pembayaran klaim pada periode Januari hingga Maret 2022.
“Sebanyak 3,82 juta pemegang polis dan penerima manfaat telah merasakan manfaat asuransi jiwa. Kami di industri berupaya memberikan pelayanan kepada nasabah dengan membayarkan klaim sesuai dengan ketentuan polis yang berlaku,” katanya.
Sejak pertengahan tahun 2022 klaim kesehatan menjadi salah satu komponen klaim yang meningkat pesat. Tercatat pada periode kuartal I 2023 ini klaim kesehatan mengalami peningkatan sebesar 38,6%. Inflasi biaya medis yang cukup tinggi menjadi indikasi atas tingginya pertumbuhan tersebut