OJK Ungkap Risiko Tingginya Gap Inklusi dan Literasi Keuangan RI

Syahrizal Sidik
22 Juni 2023, 18:39
OJK menyebut ada sejumlah risiko seiring lebarnya gap antara inklusi dengan tingkat literasi keuangan di Indonesia.
Katadata/Syahrizal Sidik
OJK menyebut ada sejumlah risiko seiring lebarnya gap antara inklusi dengan tingkat literasi keuangan di Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan menyebut ada sejumlah risiko yang ditimbulkan seiring masih tingginya gap antara tingkat literasi keuangan dengan tingkat inklusi di Indonesia. 

Berdasarkan hasil survei nasional OJK tahun 2022, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia berada di level 49%. Sedangkan, inklusinya sudah mencapai 85% dan ditargetkan menjadi 90% tahun depan. Bila dibanding tahun 2019, terjadi peningkatan dari sisi inklusi 76,19%, sedangkan literasinya mencapai 38,03%.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, Aman Santosa menuturkan, salah satu risiko yang timbul dari tingginya gap tersebut adalah masyarakat belum sepenuhnya memahami manfaat dan risiko menggunakan produk jasa keuangan. Tak ayal, masyarakat dapat terjebak dalam investasi bodong hingga menggunakan produk jasa keuangan abal-abal. 

"Yang paling parah, apabila ternyata masyarakat menggunakan produk jasa keuangan ilegal. Saat harus memenuhi kewajibannya, dikejar dengan cara-cara yang tidak etis," ujar Aman, dalam acara Media Gathering OJK di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis (22/8).

Tidak hanya itu, dari survei yang dilakukan OJK, tingkat inklusi di perkotaan dan perdesaan terdapat gap sebesar 4,04%. Tercatat, tingkat inklusi perdesaan sebesar 82,69%, sedangkan di perkotaan sebesar 86,73%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...