BTPN Syariah Raup Laba Rp 753 Miliar di Semester I, Pembiayaan Naik 8%
PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), membukukan perolehan laba bersih setelah pajak senilai Rp 753 miliar pada semester pertama tahun ini.
Perolehan laba bersih tersebut mengalami penurunan 12% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 856 miliar seiring meningkatnya alokasi pencadangan.
Bila mengecualikan pencadangan, maka emiten bersandi BTPS ini masih mencatatatkan pertumbuhan laba 10% secara tahunan pada akhir kuartal kedua tahun ini.
Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad, mengakui memasuki awal tahun 2023, perusahaan mencatatkan perlambatan pertumbuhan karena terdampak faktor eksternal.
"Kondisi segmen ultra mikro pemulihannya sedikit melambat," ucap Fachmy di Jakarta, dikutip Jumat (21/7). Menurut dia, kondisi yang sama juga dialami oleh beberapa pelaku keuangan yang memiliki model bisnis yang sama di negara lainnya, namun berhasil pulih menjadi lebih baik dari kondisi sebelum pandemi.
Meski begitu, Fachmy menyebut dari sejumlah indikator kinerja perusahaan masih mencatatkan pertumbuhan seperti penyaluran pembiayaan secara gross yang tercatat naik 8% secara tahunan menjadi Rp 12,09 triliun.
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank BTPN Syariah berada di level 46,72% dengan Dana pihak ketiga (DPK) juga masih terjaga di level efisien sebesar Rp 12,38 triliun. Sedangkan dan total aset BTPN Syariah tercatat Rp 21,26 triliun.
Sementara itu, dari sisi rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing/NPF secara gross sedikit mengalami kenaikan di akhir kuartal kedua menjadi 3% dari tahun sebelumnya 2,5%.
Fachmy meyakini, pada semester kedua tahun ini situasinya tidak akan jauh lebih berbeda dari raihan semester pertama. Namun, situasinya bisa lebih baik di 2024 karena ditopang sentimen Pemilihan Umum 2024.
"Kondisi nasabah saat ini lebih mendantang, kita ingin kinerja lebih baik di 2024," ujarnya.