81 Juta Milenial Belum Punya Rumah, Berikut Target Penyaluran KPR BTN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kebutuhan generasi milenial memiliki rumah sangat tinggi. Pasalnya, saat ini terdapat 81 juta milenial yang belum memiliki hunian.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah pusat dan daerah, BUMN dan swasta saling bahu membahu membangun tempat tinggal memenuhi kebutuhan milenial, alias generasi yang lahir antara tahun 1983 hingga 2001.
Erick mengatakan saat ini banyak milenial yang sudah mempersiapkan tabungan maupun kredit untuk memiliki rumah. Oleh karenanya, lanjut Erick, memiliki rumah menjadi kebutuhan yang sangat penting.
"Mereka punya uang sedikit nabung lalu beli rumah untuk investasi. Nah ini yang saya harapkan kepada generasi muda. Di era sosial media, masih banyak kaum muda melakukan belanja sekadar memenuhi gaya hidup yang menyebabkan tidak bisa memiliki rumah," katanya kepada wartawan di Tangerang, Selasa (8/8).
Erick menyebut pentingnya membangun rumah di daerah yang terjangkau dengan transportasi umum. Pemilihan lokasi pembangunan rumah, menurut Erick menjadi hal yang krusial. "Karena kami tidak mungkin suruh orang tinggal di rumah tapi kendaraan publiknya tidak ada. Pasti tidak mau," katanya
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) fokus mengintegrasikan pembangunan perumahan dengan sarana transportasi massal atau transit oriented development (TOD).
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan rumah subsidi baik KPR FLPP maupun KPR Tapera sekitar 182.250 unit dengan nilai mencapai Rp 26,77 triliun.
"Target Bank BTN tersebut sekitar 80% dari total target pemerintah 2023 baik KPR FLPP maupun KPR Tapera yang sekitar 230.000 unit," katanya di Tangerang, Selasa (8/8).
Nixon menyampaikan strategi perusahaan untuk mencapai strategi tersebut yaitu salah satunya berkolaborasi dengan BP Tapera meluncurkan produk Tabungan BTN Rumah Tapera.
Nixon berharap, produk tabungan dapat dimanfaatkan oleh kalangan pekerja informal untuk bisa mendapatkan pembiayaan rumah subsidi melalui kredit pemilikan rumah (KPR) melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Kerjasama dengan BP Tapera akan mengakomodasi para pekerja sektor informal yang belum memiliki rumah melalui skema Saving Plan," katanya.
Menurut Nixon, potensi pembiayaan rumah untuk sektor informal dengan skema saving plan dapat menambah sekitar 5.000 unit setara dengan potensi penambahan penyerapan nilai pembiayaan sekitar Rp 800 miliar hingga akhir tahun ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, Bank BTN sangat concern terhadap pemenuhan rumah untuk milenial. Bahkan realisasi KPR Subsidi pada periode tahun 2020 hingga Juli 2023 didominasi milenial sekitar 90,94%.
Untuk tahun 2020 milenial menyerap KPR Subsidi sebanyak 92.448 unit senilai Rp 13 triliun, tahun 2021 angkanya mengalami kenaikan menjadi 96.700 unit senilai Rp 13,728 triliun, tahun 2022 angkanya kembali naik menjadi 123.133 unit senilai Rp 18 triliun dan pada Juli 2023 angkanya telah mencapai 62.672 unit senilai Rp 9,4 triliun.
“Jadi kaum milenial sangat besar dalam menyerap pembiayaan perumahan di Bank BTN,” pungkasnya.