Bank MNC Rights Issue 13,5 Miliar Saham untuk Genjot Kredit
PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. Dalam aksi korporasi ini, perusahaan akan melepas sebanyak-banyaknya 13,5 miliar saham seri B atau 28,57% dari modal disetor dengan nominal Rp 50 per saham.
Melansir prospektusnya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh dana yang diperoleh dari HMETD, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan seluruhnya digunakan untuk pemberian kredit. Namun, perusahaan tetap memperhatikan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
"Bagi pemegang saham perseroan yang tidak ikut berpartisipasi akan mengalami penurunan (dilusi) kepemilikan saham secara proporsional," tulis manajemen Bank MNC Internasional, dikutip Rabu (13/9). Hal ini sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan yaitu sebanyak-banyaknya 28,57% setelah penambahan modal dengan rights issue.
Bank MNC Internasional akan segera melakukan penambahan modal setelah diperolehnya persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan. Selain persetujuan dari pemegang saham, perusahaan perlu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Rencana penambahan modal diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan perseroan dan meningkatkan kegiatan usaha," kata manajemen. Selain itu, perusahaan berharap penambahan modal dapat memperkuat kinerja dan daya saing di industri yang sama terutama di era digital saat ini.
Manajemen BABP mengatakan, dengan meningkatnya kinerja dan daya saing perseroan, diharapkan dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bag seluruh pemegang saham.
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 09.20 WIB, harga saham BABP berada di level Rp 82 per saham. Dari awal perdagangan sahamnya sempat berada di zona merah dengan Rp 81 per saham sebagai level paling rendah. Namun saham BABP sempat naik ke level Rp 84 per saham sebagai harga tertinggi.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 6,5 juta dengan nilai transaksi Rp 538,75 juta. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 120 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 2,77 triliun.