Rupiah Melemah Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah 0,17% ke level 15.516 pada perdagangan Jumat (5/1). Pelemahan diperkirakan akan berlanjut menjelang rilis data penggajian tenaga kerja AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai manufaktur AS mengalami kontraksi lebih lanjut pada Desember, meskipun laju penurunannya melambat. Sementara lowongan pekerjaan AS turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada November. Hal ini menunjukkan berkurangnya kondisi pasar tenaga kerja.
Meningkatnya ekspektasi terhadap skenario soft-landing di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini telah membuat para pedagang terpecah mengenai kecepatan dan skala pelonggaran moneter dari bank sentral AS.
“Penilaian pasar saat ini menunjukkan sekitar 72% kemungkinan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada Maret, dibandingkan dengan peluang 90% pada pekan lalu, menurut alat CME FedWatch,” ujar Ibrahim dalam risetnya dikutip Jumat (5/1)
Dari sentimen dalam negeri, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) per akhir November tercatat 38,11%. Angka tersebut turun dari posisi Desember 2022 yang sebesar 39,7%.
Dari sisi indikator risiko mata uang alias currency risk, proporsi utang Indonesia dalam valuta asing (valas) juga terus menurun. Pada 2019 sebelum pandemi, Kementerian Keuangan mencatat outstanding utang pemerintah RI dalam mata uang valas berada di 37,9%.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang 15.470- 15.550 per dolar AS.
Penurunan Suku Bunga The Fed
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai rupiah dibuka melemah setelah investor menganggap bahwa notulensi FOMC pada Desember 2023 tidak memberikan arah yang jelas mengenai jalur penurunan suku bunga The Fed pada 2024.
“ Ketidakpastian mendorong investor menjauh dari mata uang Asia, sehingga sebagian besar mata uang Asia terdepresiasi terhadap dolar AS,” ujar Josua.
Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.450-15.575.
Melansir Bloomberg, mayoritas mata uang Asia menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Baht Thailand melemah 0,01%, ringgit Malaysia melemah 0,24%, yen Cina melemah 0,07%, peso Filipina melemah 0,19%, dolar Singapura melemah 0,01%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dan yuan Jepang melemah 0,06%.