Genjot Ekonomi, BI Guyur Perbankan dengan Insentif hingga Rp 268 T

 Zahwa Madjid
6 Maret 2024, 09:04
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampikan laporan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2024 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (30/1/2024). KSSK melaporkan hasil rapat berkala KSSK I Tahun 2024 bahwa stabilitas
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampikan laporan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2024 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (30/1/2024). KSSK melaporkan hasil rapat berkala KSSK I Tahun 2024 bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap stabil di tengah risiko pelambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian pasar keuangan global karena didukung kondisi perekonomian dan sistem keuangan domestik yang resiliensi dan sinergi serta koordinasi dari seluruh komponen KS
Button AI Summarize

Bank Indonesia atau BI memberikan insentif likuiditas sebesar Rp 268 triliun untuk perbankan. Hal ini dilakukan untuk memperluas pemberian pinjaman dan sebagai bagian dari kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) BI.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan dari total Rp 268 triliun insentif yang diberikan, perbankan baru menggunakan Rp 150 triliun saja.

“Jadi masih ada sekitar insentif Rp 100-an triliun yang tersedia bagi pihak perbankan yang bisa digunakan untuk memperluas pinjaman. Semakin banyak pinjaman yang diberikan maka akan semakin besar knsentif likuiditas kami berikan,” ujar Perry dalam Mandiri Investment Forum, Selasa (6/3).

Perry meyakinkan bahwa kebijakan makroprudensial tersebut akan terus dilanjutkan, demi mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air. Potensi pertumbuhan sektor perbankan yang didukung oleh pertumbuhan kredit dapat mencapai dua digit, yaitu sekitar 11 hingga 13 persen.

“Kami akan memastikan insentif likuiditas akan dilanjutkan. Insentif atau KLM diberikan supaya perbankan bersedia memberikan pinjaman,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya,  Kebijakan KLM berlaku sejak 1 Oktober 2023. Deputi Gubernur BI Juda Agung menjelaskan kebijakan KLM Tahap 4, menambah besaran pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM )dari semula total 2,8% dari dana pihak ketiga (DPK) bank menjadi 4%.

"Sehingga total insentif likuiditas yang diberikan diperkirakan akan mencapai Rp 156 triliun yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit pembiayaan," kata Juda dalam Seminar Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), di Jakarta, Rabu (13/9).

Nilai tersebut merupakan akumulasi dari insentif pembiayaan perbankan kepada sektor tertentu yang ditetapkan sebesar 2%, insentif kepada bank yang menyalurkan pembiayaan inklusif sebesar 1,5%, dan insentif terhadap penyaluran kredit menjadi paling besar 0,5%.

Pertumbuhan Ekonomi 

Di sisi lain, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,1% pada 2024. Hal ini dipengaruhi oleh dampak pemilihan umum presiden (Pilpres) yang berlangsung hanya satu putaran.

“Untuk tahun mendatang [ekonomi] akan mencapai sekitar 4,8% sampai 5,6%,” ujarnya.

Perry meyakini ekonomi Indonesia masih prospektif pada 2024 dan 2025. Pertumbuhan ini akan ditopang oleh kegiatan ekspor, konsumsi dalam negeri maupun investasi.

Maka dari itu, ia mendorong para investor untuk memulai investasi di Indonesia. Dia meminta investor tak perlu lagi menunggu maupun mencermati kondisi di tanah air.

"Jangan menunggu, kita sudah melihat semuanya, jadi jangan menunggu lagi. Karena kalau kita investasi saat ini, maka peluang untuk dapatkan keuntungan akan lebih tinggi dibandingkan hanya sekedar menunggu dan menunggu saja," ujarnya.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...