BNI Mau Terbitkan Surat Utang Rp 7,9 Triliun di Bursa Singapura
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berencana untuk menerbitkan surat utang senior 2024 sebesar US$ 500 juta. Nilai ini setara Rp 7,93 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.875 per dolar Amerika Serikat (AS). Penerbitan surat utang BNI ini akan tercatat di Bursa Efek Singapura.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), bank pelat merah ini telah menyelesaikan roadshow pada 26 Maret 2024 dan pricing pada 27 Maret 2024 sehubungan dengan rencana penerbitan surat utang tersebut.
"Indikasi kupon surat utang senior 2024 sebesar 5,28% per tahun dengan merujuk pada ketentuan regulasi S berdasarkan US Securities Act yang akan terdaftar di Singapore Stock Exchange," kata Sekretaris Perusahaan Bank Negara Indonesia Okki Rashartomo dalam keterangan resminya, Kamis (28/3).
Okki menjelaskan, penyelesaian penerbitan surat utang dalam jangka waktu lima hari kerja setelah pricing yakni 5 April 2025. Dirinya menyebut jika penerbitan surat utang memiliki nilai kurang dari 20% ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023.
"Penawaran ini bukan penawaran umum di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No.4 Tahun 2023 tentang pengembangan dan penguatan sektor keuangan dan peraturan pelaksanaannya," tuturnya.
Rencana ini seiring dengan kinerja perusahaan yang semakin kuat. BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20,9 triliun sepanjang 2023. Labanya tumbuh 14,2% secara tahunan sedikit di bawah ekspektasi konsensus yang memperkirakan laba bersih 2023 di level Rp 21,2 triliun.
Net interest income (NII) atau pendapatan bunga bersih turun tipis 0,1% yoy menjadi Rp 41,3 triliun. Adapun pertumbuhan laba bersih didorong oleh penurunan beban provisi sebesar 20,1% yoy menjadi Rp 9,2 triliun.