Masyarakat Padati Penukaran Uang Baru, Pecahan Rp 10 Ribu Jadi Favorit
Mendekati hari raya idulfitri, makin banyak masyarakat yang menukarkan uang baru. Ratusan warga di Kota Solo, Jawa Tengah bahkan rela antre panjang demi memperoleh uang baru untuk kebutuhan lebaran 2024.
Antrean tersebut terlihat di Kantor Balai Kota Surakarta sejak Selasa pagi (2/4). Salah satu warga Kampung Nayu, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari Solo bernama Uut rela antre di tempat tersebut karena tidak kebagian nomor antrean saat di bank.
"Di bank sudah habis, disuruh datang subuh. Terus saya lihat di sini ada mobil kas keliling, ya sudah saya ikut antre di sini," kata Uut yang akan menukar uang baru sebesar Rp 1 juta.
Meski harus antre panjang, ia mengaku tetap lebih memilih menukar uang di loket resmi melalui mobil kas keliling dan tidak menukar di pedagang uang baru.
"Di sana kan [pedagang uang baru] nambah biaya, lumayan sampai 10%. Kalau di tempat-tempat resmi kan nggak ada biaya tambahan," kata Uut dikutip dari Antara, Kamis (4/4).
Uang Pecahan Rp 10.000 Jadi Favorit
Bank Indonesia mencatat realisasi penukaran uang baru mencapai Rp 123,72 triliun hingga 2 April 2024. Nilai ini setara 62,6% dari total uang tunai yang disiapkan BI sebesar Rp 197,6 triliun.
Bank Indonesia menawarkan uang pecahan mulai dari Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000 hingga Rp 75.000. Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim mengatakan, uang pecahan yang paling diminati oleh masyarakat adalah Rp 10.000.
Peminat uang pecahan Rp 10.000 mencapai 25% dari total realisasi penukaran kas keliling. Bank Indonesia tercatat telah melayani penukaran uang melalui kegiatan kas keliling sebesar Rp 979,18 miliar.
“Paling banyak Rp 10.000, kemudian Rp 20.000 sebanyak 21% dan Rp 5.000 sebanyak 19%. Kenapa Rp 2000 tidak banyak yang minat? karena anak kecil zaman sekarang jarang yang mau pecahan Rp 2.000,” kata Marlison di Jakarta pada Rabu (4/4).
Secara nasional, Bank Indonesia telah menggelar layanan penukaran secara mandiri baik melalui layanan kas keliling maupun kolaborasi bersama dengan perbankan. “Secara wilayah, penukaran spasial terbesar di pulau Jawa dengan realisasi sebesar Rp 300,4 miliar dengan 46.524 penukar kas keliling,” ujarnya.
Kemudian realisasi penukaran di pulau Sumatera sebesar Rp 250,3 miliar dengan 34.332 penukar kas keliling dan penukaran di Jabodebek mencapai Rp 226,4 miliar dengan 36.100 penukar kas keliling. Lalu di Bali dan Nusa Tenggara mencapai Rp 37,1 miliar dengan 7.164 penukar kas keliling.
Selanjutnya, realisasi penukaran uang di Kalimantan mencapai Rp 88,7 miliar untuk 14.669 penukar kas keliling. Sementara realisasi di Sulawesi, Maluku dan Papua sebanyak Rp 30,3 miliar dari 17.561 penukar kas keliling.