SeaBank Perkuat Pencadangan Antisipasi Tiga Risiko Ini
Bank digital milik induk Shopee, PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank membeberkan tiga alasan perusahaan menyiapkan pencadangan yang tinggi di tahun ini. Salah satunya yaitu untuk memperkecil potensi risiko krisis di sektor keuangan global yang dapat berimbas kepada bisnis perusahaan.
Presiden Direktur Bank Seabank Indonesia Sasmaya Tuhuleley menambahkan, perusahaan menyiapkan pencadangan yang lebih tinggi karena suku bunga Amerika Serikat (AS), Fed Funds Rate yang belum turun.
Selain itu, ada sentimen inflasi global sampai dengan geopolitik yang bisa mempengaruhi bisa mempengaruhi sektor keuangan secara global. "Hal ini dapat berimbas kepada performa kredit," kata Sasmaya, dalam Media Briefing SeaBank di Jakarta, Senin (6/5).
Sasmaya menilai, kredit perbankan, termasuk bank digital sangat sensitif terhadap sentimen tersebut. "Kami memasukkan parameter tersebut untuk antisipasi, maka itu cadangannya kami naikkan," tuturnya.
Menelisik laporan kinerja keuangan SeaBank Indonesia hingga akhir 2023, cadangan kerugian penurunan nilai atau CKPN kepada aset produktif perusahaan berada di level 9,05%. Dibandingkan pada periode 2022, CKPN terhadap aset produktif yaitu 5,77% atau ada pertumbuhan yaitu 328 basis poin atau bps. dan pertumbuhan pecadangan SeaBank pada 2023 dinilai cukup besar.
Namun demikian, laba SeaBank menurun 10,31% pada 2023 menjadi Rp 241,47 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yakni Rp 269,22 miliar. Adapun pada tahun tersebut, SeaBank juga mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 17,88 triliun.