Penyaluran Pembiayaan BTN Syariah Melonjak, Mayoritas untuk Perumahan
BTN Syariah mencatatkan total baki debit atau outstanding pembiayaan naik 22% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 41 triliun. Mayoritas portofolio atau 98,3% pembiayaan perumahan, sisanya konsumer.
Direktur Utama BTN Nixon L.P Napitupulu menjelaskan, skema KPR syariah semakin diminati karena menjanjikan angsuran tetap. Skema ini sangat relevan di tengah ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi suku bunga.
“Potensi bisnis KPR syariah sangat menjanjikan karena produknya relevan dengan kebutuhan nasabah,” kata Nixon dalam keterangan pers, Jumat (26/7).
Nixon menjelaskan, ekspansi pembiayaan syariah tetap diarahkan pada sektor perumahan dan pembiayaan konsumer. Terlebih lagi, preferensi masyarakat terhadap produk syariah tetap tinggi, sehingga ruang pertumbuhannya masih positif.
Porsi segmen pembiayaan perumahan subsidi berkontribusi 63% terhadap total portofolio. Sementara itu, perumahan non-subsidi berkontribusi 31%.
BTN Syariah merupakan bank penyalur kedua setelah BTN konvensional dengan pangsa pasar 21%. Menurut data BP Tapera, BTN Syariah telah menyalurkan pembiayaan untuk 20.773 unit dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) per 23 Juli.
Rasio non performing finance (NPF) atau rasio pembiayaan bermasalah turun dari 3,3% pada Juni menjadi 2,8% bulan ini. “Dampaknya, BTN mengalokasikan pencadangan yang lebih sedikit dengan NPF coverage turun dari 158% menjadi 125%,” kata dia.
Aset BTN Syariah Rp 56 triliun. Hal ini membuat BTN Syariah perlu memisahkan diri dari induk sesuai dengan ketentuan POJK 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah (UUS) yang mewajibkan pemisahan atau spin off saat aset menyentuh Rp 50 triliun.
Nixon mengatakan BTN tengah mempersiapkan proses spin off dan diharapkan dapat tuntas pada semester pertama 2025. BTN menyiapkan Rp 1,5 triliun hingga Rp 6 triliun untuk permodalan BTN Syariah, sehingga tetap bertahan di Kelompok Bank Modal Inti II.
"Kinerja organik BTN Syariah sejauh ini menunjukkan tren yang sangat positif. Kami juga masih membuka peluang dan mempelajari situasi di pasar untuk pertumbuhan anorganik ke depan," ujarnya.