BI Sudah Turunkan BI Rate, BRI Masih Menimbang Transmisi Bunga Kredit
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 bps menjadi 6%. Namun, BRI belum bisa memutuskan untuk mengikuti penurunan suku bunga acuan itu dengan penurunan bunga kredit dalam waktu dekat.
Sekretaris Perusahaan BRI Agustya Hendy Bernadi menyatakan, penurunan suku bunga BI mencerminkan komitmen kuat bank sentral terhadap stabilitas ekonomi nasional, namun juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"BRI tentunya melakukan review suku bunga secara berkala dan terus membuka ruang untuk penyesuaian suku bunga, baik dari sisi simpanan maupun pinjaman," kata Hendy kepada Katadata.co.id, Senin (23/9).
Untuk penyaluran kredit, BRI masih optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan sesuai target yang ditetapkan, yakni 10% sampai 12% secara tahunan atau year on year (yoy).
Hendy menilai, penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin tidak berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum. "BRI sendiri secara konsisten menerapkan strategi just right liquidity untuk menjaga likuiditas di level optimal," tuturnya.
Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebanyak 25 basis point (bps) menjadi 6% pada September 2024. BI juga menurunkan suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 5,25% dan suku bunga lending facility turun 25 bps menjadi 6,75%.
“Keputusan ini konsisten diambil dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran 1,5% plus minus 1% dan penguatan stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi persnya.
Keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga bahkan mendahului kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Meski demikian, Bank Indonesia akan terus mencermati penurunan suku bunga ke depan.
Proyeksi Penurunan Suku Bunga Bank Indonesia
Head of Research and Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo memprediksi memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dalam dua kali penurunan pada akhir tahun ini. "Hanya 25 bps pada September dan mungkin 25 bps pada November," kata Henry kepada wartawan di kantor JP Morgan, dikutip Jumat (9/6).
Henry menjelaskan, alasan di balik penurunan suku bunga BI adalah karena kebijakan pelonggaran moneter mulai berjalan. Pelonggaran moneter ini berarti suku bunga mulai turun, sehingga diharapkan likuiditas atau peredaran uang di pasar akan membaik.
Hal ini bisa mendorong aliran dana dari negara maju (developed markets) ke negara-negara berkembang (emerging markets). Salah satu negara berkembang yang diprediksi akan mendapat manfaat dari kondisi ini adalah Indonesia. Alasan lainnya, JP Morgan melihat reformasi struktural yang akan berkelanjutan, seiring dengan optimisme Indonesia menjadi negara maju melalui Visi Indonesia Emas 2045.