Banyak Bank Asing Hengkang dari Indonesia, Ini Kata OJK

Hari Widowati
9 Oktober 2024, 07:48
OJK, bank asing
Katadata/Hari Widowati
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menyatakan bank-bank asing dari Asia masih mengincar prospek jangka panjang perbankan RI.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai fenomena hengkangnya sejumlah bank asing dari Indonesia terjadi karena mereka kalah dalam bersaing atau karena perubahan kebijakan di negaranya. Di saat bank-bank asal negara Barat keluar dari Indonesia, bank-bank Asia justru gencar masuk karena melihat potensi jangka panjang di pasar ini.

"Bank-bank asal Amerika Serikat, Eropa, Australia hengkang dari Indonesia karena kebijakan sentral dari bank. Mereka juga menyadari bersaing dengan bank-bank lokal untuk retail itu berat sekali sehingga mereka fokus ke korporasi," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae, dalam Focus Group Discussion Komisioner OJK dengan Redaktur Media Massa, di Jakarta, Selasa (8/10).

Seperti diketahui, ada beberapa bank asing yang mulai meninggalkan Indonesia. Citibank, NA, menutup bisnis consumer banking di Indonesia pada 18 November 2023. Bank asal AS itu menjual bisnis consumer banking kepada UOB senilai US$ 1,1 miliar atau Rp 16,9 triliun.

Bank asal Inggris, Standard Chartered, menjual bisnis consumer banking termasuk kartu kreditnya ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada 2023. Stanchart kemudian memasang strategi baru untuk menjalankan bisnis retail banking secara digital. Stanchart juga menjual kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata Tbk (BNLI) kepada Bangkok Bank.

Yang terbaru, Commonwealth Bank asal Australia, menjual seluruh sahamnya di PT Bank Commonwealth Indonesia kepada PT OCBC Indonesia Tbk (NISP). Dian menyebut keputusan Commonwealth Bank untuk melepas bisnisnya di Indonesia karena mendapatkan penugasan dari pemerintah Australia untuk fokus pada pembenahan perekonomian negara tersebut.

Bank-bank Asia Lebih Agresif

Berbeda dengan bank-bank asal negara Barat, bank-bank dari Asia justru agresif masuk ke pasar Indonesia. "Mereka memiliki long term view, Indonesia merupakan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Saya ketemu dengan investor Cina, Jepang, mereka siap komitmen untuk akuisisi bank-bank yang ada," kata Dian.

Beberapa bank besar Asia menunjukkan ekspansinya di Indonesia. Bangkok Bank asal Thailand menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Permata Tbk (BNLI) setelah membeli saham milik Stanchart dan PT Astra International Tbk (ASII) pada 2020.

Tahun lalu, Industrial Bank of Korea menjadi pemegang saham pengendali PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) dengan suntikan modal senilai Rp 1 triliun. KB Kookmin Bank Ltd asal Korea Selatan menguasai PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), dengan nilai suntikan modal yang telah dikucurkan lebih dari Rp 8 triliun.

Bank-bank besar asal Jepang juga menguasai sejumlah bank di Indonesia. Misalnya, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang 92,47% sahamnya dikuasai oleh MUFG Bank. PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang baru-baru ini berganti nama menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk, dimiliki oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...