Bitcoin Naik 38,8% Sejak Awal Tahun, Lebih Cuan Daripada Emas
Bitcoin menjadi instrumen investasi alternatif yang paling cuan sepanjang tahun ini. Data Bloomberg menunjukkan, sejak 1 Januari hingga 9 Oktober 2024 harga Bitcoin telah melambung 38,82%.
Kenaikan harga Bitcoin bahkan melampaui kenaikan harga emas dan saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS). Berdasarkan Indeks emas Bloomberg, sejak awal tahun ini harga emas mencatat kenaikan 26,32% sedangkan Indeks Nasdaq dan S&P 500 naik lebih dari 20%.
Analis Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan performa Bitcoin dan saham AS terbilang cukup impresif di tengah situasi suku bunga tinggi tahun ini. Hal ini menandakan besarnya potensi aset-aset global seperti Bitcoin dan saham AS sebagai instrumen investasi yang menarik bagi investor. "Terlebih, kinerja positif indeks Nasdaq dan S&P 500 dibukukan di tengah situasi ekonomi AS yang cukup fluktuatif dengan potensi resesi yang sempat membayangi," ujar Fahmi dalam keterangan tertulis, Kamis (10/10).
Konflik di Timur Tengah juga menjadi tantangan tersendiri bagi aset-aset global. Namun, Bitcoin dan pasar saham AS masih mampu memberikan imbal hasil yang menarik.
Fahmi menyebut kenaikan harga Bitcoin menjadi salah satu yang tertinggi di antara aset-aset kripto yang ada. Indeks kripto BGCI yang mengukur pergerakan harga aset kripto, termasuk altcoin (koin alternatif), menunjukkan kenaikan sejak awal tahun ini (year to date) sebesar 12,24%. Ethereum sebagai aset kripto terbesar kedua sejak awal tahun ini hanya naik 3,24%, hampir sama dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 3,19%.
Meskipun mencatat kenaikan harga tertinggi, Bitcoin memiliki volatilitas yang tinggi. Hal ini berbeda dengan saham-saham di bursa AS yang secara umum terlihat membukukan pertumbuhan yang lebih stabil sepanjang tahun ini.
Penurunan Suku Bunga akan Mendorong Saham dan Kripto
"Berlanjutnya tren pelonggaran kebijakan moneter AS dengan penurunan suku bunga bulan depan berpotensi besar dapat mempertahankan tren positif tersebut mengingat hal itu dapat memicu meningkatnya likuiditas yang ada di pasar saham saham AS dan pasar kripto," ujar Fahmi.
Ia menilai penurunan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) akan cenderung membuat nilai dolar AS melemah. Alhasil, instrumen investasi seperti saham dan aset kripto menjadi lebih menarik. Aset kripto, emas, dan Indeks Nasdaq terlihat kompak menguat ketika Indeks Dolar AS menurun pada Agustus lalu seiring dengan meningkatnya kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga pada 17-18 September.
Indeks Dolar AS bahkan sempat mencatat kinerja minus 1,78% pada 27 September setelah The Fed memangkas suku bunga acuannya. Penurunan suku bunga AS itu diikuti dengan kenaikan harga emas, aset kripto, dan saham AS.
Reku mengimbau investor untuk tetap mengambil keputusan yang cermat dan tidak tergesa-gesa dalam berinvestasi. Investor perlu memantau perkembangan terkait peristiwa penting, seperti pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 7-8 November dan pemilihan presiden AS pada 6 November.
"Investor bisa menabung rutin dan memantau kondisi pasar secara reguler," ujar Fahmi. Saat ini pengguna platform Reku bisa berinvestasi pada saham AS dan aset kripto unggulan (blue chip) dengan sekali geser (swipe).
Reku menyediakan fitur Packs yang berisi Crypto Blue Chip dan US Starter Packs dengan komposisi aset-aset kripto dan saham AS dengan performa optimal. "Dengan begitu, investor dapat mendiversifikasikan portofolionya ke aset kripto potensial dengan lebih mudah dan risiko terukur," ujar Fahmi.