Intip Proyeksi Obligasi Korporasi BUMN Karya di Semester Kedua 2024

Nur Hana Putri Nabila
22 Oktober 2024, 19:19
BNI Sekuritas memprediksi obligasi korporasi, khususnya obligasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya masih diminati investor karena peringkatnya masih tergolong sehat.
Katadata/Nur Hana Putri Nabila
BNI Sekuritas memprediksi obligasi korporasi, khususnya obligasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya masih diminati investor karena peringkatnya masih tergolong sehat.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

BNI Sekuritas memprediksi obligasi korporasi, khususnya obligasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya masih diminati investor karena peringkatnya masih tergolong sehat. Namun, saat ini investor lebih selektif dalam memilih obligasi korporasi untuk menghindari risiko gagal bayar.  

Head of Fixed Income BNI Sekuritas Amir Dalimunthe mengatakan permintaan terhadap obligasi korporasi Indonesia masih tinggi, meskipun investor tetap memperhatikan risiko kredit. Investor mencari obligasi korporasi yang mampu memberikan imbal hasil (yield) menarik.

“Tapi investor akan lebih selektif ke obligasi dengan rating AAA atau AA," kata Amir dalam BNI Sekuritas Media Session bertajuk “Prospek Pasar Obligasi 2024-2025,” di Jakarta, Selasa (22/10). Kedua peringkat obligasi itu menjadi fokus investor karena mereka mencermati risiko kredit.

Lembaga pemeringkat efek Indonesia (Pefindo) mencatat ada beberapa surat utang yang akan jatuh tempo pada semester kedua 2024. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), terdapat dua emiten BUMN Karya yang memiliki surat utang jatuh tempo pada semester kedua 2024. Misalnya PT PP Tbk (PTPP) harus membayar Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap II Tahun 2019 Seri B senilai Rp 250 miliar, dengan bunga 8,5%, yang jatuh tempo pada 27 November 2024. 

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga telah membayar pokok obligasi dan sukuk sebesar total Rp 896 miliar pada 9 September 2024. Hal itu terdiri dari Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2021 Seri A Rp 571 miliar dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2021 Seri A sebesar Rp 325 miliar.

Saat ini, baik WIKA maupun PTPP tengah mempersiapkan strategi pengelolaan kas untuk memenuhi kewajiban pembayaran obligasi yang akan jatuh tempo pada semester II 2024.

Amir menyebut minat investor masih besar untuk obligasi dengan peringkat AAA dan AA. Namun, di luar kedua peringkat tersebut investor akan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk kondisi dan prospek sektor industri penerbit. 

“Misalkan dari prospek ke depan seperti apa, ini akan menjadi pertimbangan bagi corporate bonds ke depan," ujarnya.

Amir mengatakan, obligasi tanpa peringkat akan dilihat secara khusus karena setiap kasus berbeda, terutama jika tidak ada dukungan kuat untuk mengatasi gagal bayar. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...