Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Dibayangi Pilpres AS dan Rilis Kebijakan The Fed

Rahayu Subekti
5 November 2024, 09:56
Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan pada posisi Rp.16.450 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pagi (26/6/2024).
Fauza Syahputra|Katadata
Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan pada posisi Rp.16.450 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pagi (26/6/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Sejumlah analis menilai pemilihan presiden Amerika Serikat yang berlangsung hari ini akan sangat mempengaruhi pergerakan rupiah. Saat ini kandidat yang akan dipilih dalam pilpres AS yaitu Kamala Haris dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik.

Analis komoditas dan mata uang, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi terhadap dolar AS dengan kecenderungan melemah terbatas di tengah momen pilpres AS. "Pelemahan rupiah bisa berkisar Rp 15.700 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS," kata Lukman kepada Katadata.co.id, Selasa (5/11).

Lukman menjelaskan, investor masih akan cenderung wait and see menantikan hasil pilpres AS. Lukman menuturkan jika Trump menang maka akan berimplikasi kepada penguatan dolar AS dan bisa berdampak kepada pelemahan rupiah.

Ia mengatakan dolar AS diperkirakan akan lebih kuat karena ekspektasi suku bunga Federal Reserve atau The Fed yang lebih tinggi. "Ini karena kebijakan tarif dan pajak Trump yang akan memicu inflasi," ujar Lukman.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka pada level Rp 15.787 per dolar AS. Level tersebut meningkat 34,50 poin atau 0,22% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Pengamat pasar mata uang, Ariston Tjendra, juga memproyeksikan rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS. Ia memperkirakan pergerakan rupiah masih tertekan atau berkonsolidasi hari ini terhadap dolar AS. 

“Pelaku pasar mengantisipasi dua agenda penting yang akan berlangsung pekan ini yaitu pemilu presiden AS yang akan berlangsung hari ini dan pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral AS pada Jumat (8/11) dini hari," kata Ariston.

Ariston menuturkan, kemenangan Trump bisa mendongkrak kembali dolar AS karena kebijakannya yang memicu perang dagang ketika berkuasa. Sementara pasar juga menantikan pernyataan The Fed soal kondisi perekonomian terkini  dan kebijakan moneter ke depan yang mungkin saja memudarkan peluang pemangkasan yang agresif.

Ia menilai potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 15.780 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS. Adapupotensi penguatan di kisaran Rp 15.700 per dolar AS. 

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...