BNI Targetkan Kredit Tumbuh 10%, Fokus Segmen Korporasi dan Konsumer

Patricia Yashinta Desy Abigail
23 Januari 2025, 07:45
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit bisa tumbuh 8% sampai dengan 10% sepanjang 2025 yang ditopang oleh kredit korporasi hingga konsumer.
BNI
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit bisa tumbuh 8% sampai dengan 10% sepanjang 2025 yang ditopang oleh kredit korporasi hingga konsumer.

Ringkasan

  • Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang mencapai sekitar 200 ribu Megawatt (MW) berkat posisi geografisnya di garis khatulistiwa yang menerima pancaran sinar matahari sepanjang tahun.
  • Startup Xurya, yang beroperasi di sektor PLTS, berhasil mengamankan pendanaan sebesar US$ 55 juta atau sekitar Rp 900 miliar dari investor internasional, termasuk langsung dari Norwegian Climate Investment Fund dan Swedfund, serta menjadi portofolio perdana BII di Indonesia, dengan total pendanaan yang diperoleh mencapai US$ 88 juta atau Rp 1,5 triliun.
  • Terdapat berbagai startup lain di Indonesia yang bergerak di bidang energi terbarukan khususnya PLTS, menawarkan berbagai layanan mulai dari solusi PLTS atap, penjualan komponen, instalasi, hingga perawatan PLTS, dengan mencakup konsumen komersial, industri, sampai residensial.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8% hingga 10% pada 2025. Target tersebut akan didorong oleh segmen kredit korporasi dan konsumer. BNI optimis bahwa kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), terutama untuk barang mewah, tidak akan mempengaruhi pertumbuhan kredit konsumer mereka.

"Pertumbuhan di segmen korporasi (targetnya) sekitar 10% sampai 12%, sama halnya dengan di kredit konsumer, jadi dua-duanya memiliki target pertumbuhan yang sama," kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers laporan kinerja BNI, Rabu (22/1).

Ia mengatakan, segmen korporasi memiliki prospek yang positif seperti di sektor komunikasi, infrastruktur sampai industri. Target tersebut, kata Novita, sejalan untuk mendukung program pemerintah untuk pemerataan pembangunan dan kemajuan industri.

Sementara BNI memiliki tiga besaran yakni di sektor konsumer. Ia menyampaikan credit payroll dengan produk kredit flexi dan kredit mortgage alias hipotek.

“Meski ada kenaikan PPN khususnya untuk yang barang mewah, dengan strategi kami di diferensiasi produk-produk konsumen kami optimis bisa mencapai target yang diharapkan,” tegasnya.

Sebagai catatan, BNI membukukan penyaluran kredit yang naik 11,6% secara tahunan menjadi Rp 775,87 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 695,09 triliun. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh segmen korporasi, tumbuh 17,6% dan konsumer yang meningkat 14,5%.

Perusahaan anak juga mencatatkan pertumbuhan kredit signifikan sebesar 79,7% secara tahunan dengan profitabilitas tetap terjaga.

Adapun, ekspansi kredit diikuti dengan penguatan kualitas aset. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) yang turun menjadi 2%.

"Meskipun kualitas aset kami kuat, BNI tetap berhati-hati dan bertumbuh secara konservatif di tengah ketidakpastian global," tutur Novita..

BNI Catat Laba Rp 21,46 Triliun Sepanjang 2024

BBNI mencatatkan laba sebesar Rp 21,46 triliun sepanjang 2024. Laba BNI naik 2,64% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 20,9 triliun. Melansir dari laporan kinerja BNI, pendapatan bunga bersih bank pelat merah tersebut mencapai  Rp 40,48 triliun.

Angka tersebut turun 1,92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 41,27 triliun. Penurunan ini disebabkan beban bunga yang dicatatkan oleh BNI sebesar Rp 26,10 triliun. Angkanya meningkat 29,24% dibandingkan Desember 2023 yakni Rp 26,10 triliun.

Adapun pendapatan premi dan hasil investasi BNI sebesar Rp 6,74 triliun,  turun dibandingkan sebelumnya yakni Rp 6,85 triliun. Sementara penyaluran kredit mencapai Rp 775,87 triliun sepanjang 2024.

Penyaluran kredit BNI meningkat 11,62%. Kredit macet atau non performing loan (NPL) net menjadi sebesar 0,74%. Sementara itu NPL gross turun yakni 1,97%. Total Aset BNI menguat 3,95% menjadi Rp 1.124,80 triliun hingga akhir 2024 dibandingkan sebelum Rp 1.086,66 triliun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...