Volatilitas Bitcoin Tinggi Pasca Kebijakan Tarif Trump, Ini Saran Analis

Hari Widowati
6 Maret 2025, 04:04
Bitcoin, Trump, kripto
Unsplash/Brian Wangenheim
Harga Bitcoin berfluktuasi setelah kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Meksiko dan Kanada berlaku pada Selasa (4/3).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga Bitcoin berfluktuasi setelah kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Meksiko dan Kanada berlaku pada Selasa (4/3). Ketidakpastian di pasar masih sangat tinggi karena indikator fear and greed index (indeks ketakutan dan keserakahan) berada di level ekstrem.

Harga Bitcoin naik ke level US$ 87.000 (Rp 1,42 miliar, kurs Rp 16.310/US$) pada Rabu (5/3) setelah terkoreksi ke US$ 82.000 (Rp 1,34 miliar) pada Selasa (4/3). Dalam sepekan terakhir, harga Bitcoin berfluktuasi di kisaran US$ 78.000-US$ 94.000 (Rp 1,27 miliar-Rp 1,53 miliar).

Analis kripto Reku, Fahmi Almuttaqin, mengatakan volatilitas tersebut dipengaruhi oleh kebijakan tarif impor dan dinamika inisiatif kripto pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump.

"Kekhawatiran para pelaku pasar terhadap potensi implikasi perang dagang, khususnya terhadap kenaikan inflasi dan tekanan pertumbuhan ekonomi masih cukup tinggi, terlepas dari data inflasi inti bulan Januari yang menunjukkan adanya penurunan," ujar Fahmi dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (6/3).

Selain itu, Fahmi menilai realisasi kebijakan kripto AS yang lebih suportif serta kejelasan mengenai dukungan pemerintah AS terhadap inovasi-inovasi di industri kripto secara umum menjadi sorotan para pelaku pasar.

KTT Kripto Gedung Putih

Presiden Trump akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kripto pertama di Gedung Putih pada 7 Maret 2025. KTT itu akan dihadiri oleh eksekutif perusahaan-perusahaan kripto terkemukan seperti CEO Coinbase Brian Armstrong, pendiri Chainlink Labs Sergey Nazarov, CEO Exodus JP Richardson, dan CEO Strategy Michael Saylor. CEO Robinhood Vlad Tenev juga dikabarkan bakal hadir.

Agenda KTT belum disampaikan secara detail. Namun, KTT itu disinyalir akan membahas kebijakan-kebijakan kripto AS.

“Pertemuan tersebut berpotensi memberikan kejelasan lebih terhadap kekhawatiran dan asumsi-asumsi yang berkembang di pasar saat ini," kata Fahmi.

Secara umum pasar merespons inisiatif tersebut dengan cukup positif sehingga harga Bitcoin dan beberapa aset kripto lainnya naik. "Namun, pasar masih menyoroti potensi realisasi dari hasil pertemuan tersebut khususnya mengingat upaya-upaya Trump sejauh ini yang lebih banyak sebatas memperkuat narasi-narasi pro-kripto,” ujarnya.

Selain itu, risiko konflik kepentingan juga turut menjadi perhatian para pelaku pasar menjelang pertemuan tersebut. Fahmi menyebut investor juga perlu memperhatikan apakah pertemuan itu menghasilkan peta jalan regulasi inklusif atau hanya menguntungkan beberapa elite industri. Selain itu, harus ada kejelasan arah regulasi dan langkah konkret terkait cadangan kripto nasional AS.

Fahmi mengatakan, indikator SOPR (Spent Output Profit Ratio) untuk investor jangka pendek turun di bawah 1. Hal ini menunjukkan aksi jual yang terjadi akhir-akhir ini banyak didominasi aksi jual rugi oleh investor yang belum lama ini membeli Bitcoin.

“Sebaliknya, para investor jangka panjang (long term holder) terlihat lebih stabil mempertahankan posisi mereka tanpa aksi jual yang signifikan. Hal ini mengindikasikan kondisi fundamental pasar kripto yang cukup solid meskipun volatilitas meningkat,” kata Fahmi.

Ia menilai meningkatnya aliran dana masuk bersih ke ETF Bitcoin spot akan turut menjadi indikator pulihnya kepercayaan diri para investor, khususnya investor institusional. Menurut data Coinglass dan The Block, sejak 10 Februari hingga 4 Maret, ETF Bitcoin spot terpantau hanya membukukan arus masuk (netflow) positif sebanyak dua kali yakni pada 28 dan 14 Februari 2025.

Fahmi menilai dengan masih kuatnya fundamental pasar kripto saat ini, investor dapat terus menyesuaikan rencana investasi atau perdagangannya sesuai tujuan finansial masing-masing. “Bagi investor yang cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, dapat berinvestasi di aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar," ujarnya.

Ia menyebut fitur Packs di Reku, di mana investor bisa berinvestasi pada berbagai aset kripto unggulan (blue chip) untuk memudahkan diversifikasi.

"Investor yang ingin mengoptimalkan kondisi pasar di saat harga naik maupun turun, dapat memanfaatkan fitur Futures yang memungkinkan pialang memproyeksikan harga melalui long (beli) atau short (jual) dengan penambahan modal (leverage) sebanyak 25 kali,” kata Fahmi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan