LPS Catat Indeks Menabung Naik Jelang Puasa dan Lebaran

Ringkasan
- Indeks Menabung Konsumen (IMK) Februari 2025 naik menjadi 80,2, didorong oleh kenaikan Indeks Waktu Menabung (IWM). Meskipun IWM naik, Indeks Intensitas Menabung (IIM) turun sedikit karena peningkatan persentase responden yang tidak pernah menabung.
- Indeks Keyakinan Masyarakat (IMK) juga menguat, terutama pada kelompok pendapatan rendah dan tinggi. Optimisme ini didorong oleh beberapa faktor seperti penyaluran bansos dan hasil panen yang memuaskan.
- Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) meningkat signifikan menjadi 107,1, menunjukkan optimisme terhadap ekonomi. Kenaikan IKK ini terjadi di semua kelompok pendapatan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti meredanya inflasi dan perbaikan infrastruktur.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada Februari 2025 mencapai level 80,2 atai naik 0,9 poin dari posisi bulan sebelumnya.
Kepala Group Riset LPS, Seto Wardono, mengatakan hal ini seiring dengan kenaikan komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) sebesar 2,8 poin pada periode yang sama ke level 90,8,
Lalu Indeks Intensitas Menabung (IIM) turun terbatas 1,0 poin ke level 69,6. Terkait dengan komponen IIM, sebanyak 27,6% responden Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) LPS menyatakan tidak pernah menabung.
“Angka ini lebih tinggi dari 22,9% responden yang tidak pernah menabung pada bulan Januari 2025,” kata Seto dalam paparannya di Jakarta, Senin (18/3).
Selain itu, persentase responden yang merasa tabungan mereka lebih kecil dari yang direncanakan turun tipis, dari 56,7% pada Januari 2025 menjadi 56,4% pada Februari 2025.
Untuk komponen IWM, semakin banyak responden yang percaya bahwa tiga bulan ke depan adalah waktu yang tepat untuk menabung, dengan peningkatan dari 33,2% di Januari 2025 menjadi 40,5% di Februari 2025.
Namun, jumlah responden yang menganggap saat ini sebagai waktu yang tepat untuk menabung justru menurun dari 34,2% menjadi 26,5% pada periode yang sama.
“Perkembangan ini mengindikasikan rencana menabung konsumen yang terus membaik dan intensitas menabung yang cenderung stabil,” tambah Seto.
Naik di Bulan Puasa dan Idulfitri
Indeks Keyakinan Masyarakat (IMK) pada Februari 2025 menguat di beberapa kelompok pendapatan rumah tangga. Kenaikan tertinggi tercatat pada kelompok berpendapatan hingga Rp 1,5 juta per bulan yang melonjak 20,0 poin, serta rumah tangga dengan pendapatan di atas Rp 7 juta per bulan yang naik 11,9 poin.
IMK pada kelompok rumah tangga berpendapatan lebih dari Rp7 juta per bulan juga tercatat stabil di atas level 100, mencerminkan optimisme yang tetap kuat.
Sebaliknya, kelompok rumah tangga dengan pendapatan antara Rp1,5 juta hingga Rp3 juta per bulan serta Rp3 juta hingga Rp7 juta per bulan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,4 poin dan 3,0 poin secara bulanan (MoM).
Optimisme Konsumen Membaik
Survei Kegiatan Perbankan (SKP) LPS terbaru mencatat peningkatan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) ke level 107,1 pada Februari 2025, naik 11,4 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Seto mengatakan kenaikan ini mencerminkan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi nasional dan regional.
Dua komponen utama IKK juga menunjukkan penguatan. Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) naik dari 74,5 pada Januari menjadi 84,8, sementara Indeks Ekspektasi (IE) meningkat dari 111,6 menjadi 123,9.
Kenaikan IKK didorong oleh berbagai faktor, termasuk penyaluran bantuan sosial (bansos), perbaikan infrastruktur, kenaikan harga jual produk masyarakat, serta hasil panen yang memuaskan.
Selain itu, tekanan inflasi yang mereda, diskon tarif listrik, dan perbaikan infrastruktur menjelang hari raya turut memperkuat persepsi positif konsumen.
Ditinjau berdasarkan kelompok pendapatan rumah tangga, IKK seluruh segmen mengalami kenaikan dan berada di atas level 100. Kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tangga dengan pendapatan hingga Rp1,5 juta per bulan (naik 13,5 poin) serta kelompok berpendapatan Rp1,5 juta hingga Rp3 juta per bulan (naik 13,7 poin).
Sementara itu, rumah tangga dengan pendapatan Rp3 juta hingga Rp7 juta per bulan serta di atas Rp7 juta per bulan masing-masing mencatat kenaikan sebesar 9,7 poin dan 0,4 poin.
Indeks Menabung Konsumen (IMK) menunjukkan niat dan kemampuan menabung konsumen. Level IMK di atas 100 menunjukkan niat dan kemampuan menabung konsumen yang tinggi.
IMK terdiri dari dua komponen penyusun yaitu Indeks Intensitas Menabung (IIM) dan Indeks Waktu Menabung (IWM). IIM menunjukkan penilaian konsumen tentang intensitas dan kemampuan menabung, sedangkan IWM menggambarkan penilaian konsumen terhadap waktu yang tepat untuk menabung.