BSI Bidik Volume Transaksi Rp 600 Triliun Lewat Platform BEWIZE

Nur Hana Putri Nabila
24 April 2025, 08:13
BSI
Katadata/Fauza Syahputra
Bank Syariah Indonesia (BSI)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membidik kenaikan volume transaksi hingga Rp 600 triliun melalui platform digital terbaru, BEWIZE. Platform ini dirancang sebagai solusi terintegrasi untuk kebutuhan transaksi keuangan nasabah korporasi dan institusi.

Transaction Banking Group Head BSI Fajar Ari Setiawan menyampaikan bahwa pada tahun 2023, volume transaksi BSI mencapai sekitar Rp 440 triliun, meskipun saat itu sistem transaksi belum terintegrasi secara penuh.

“Ekspektasi kami di 2025 sekitar Rp 600 triliun akan menjadi transaksi di BEWIZE ini,” ujarnya dalam konferensi pers pra-penyelenggaraan BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di Jakarta, Rabu (23/4).

Fajar menambahkan, BEWIZE hadir dengan konsep single sign-on yang memungkinkan nasabah mengakses layanan seperti cash management, value chain, trade finance, dan foreign exchange secara end-to-end dalam satu platform.

Saat ini, sekitar 25 ribu nasabah perusahaan sudah menggunakan sistem BSI yang belum terintegrasi. Lewat BEWIZE, BSI menargetkan dapat menjangkau hingga 63 ribu nasabah eksisting lainnya yang belum menggunakan layanan terintegrasi.

Platform ini juga telah dibekali dengan teknologi perbankan syariah global terbaru, termasuk open banking, modern technology stack, dan sistem keamanan digital terkini. “Sehingga keamanan transaksi nasabah terjaga dengan baik,” katanya.

Dorong Transformasi Ekonomi Syariah Lewat GIFS 2025

BSI menegaskan komitmennya untuk mendorong transformasi dan inovasi keuangan syariah sebagai katalis utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Inisiatif tersebut akan dikupas lebih dalam dalam ajang tahunan BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 yang akan digelar pada 29 April 2025, mengusung tema “Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth”.

Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, berharap GIFS 2025 dapat menjadi forum strategis untuk memperlihatkan pentingnya inovasi di sektor keuangan syariah.

“Ini bertujuan untuk mendorong target pertumbuhan, termasuk dalam pencapaian visi Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Banjaran juga menegaskan ambisi Indonesia untuk menempati posisi pertama dalam Global Islamic Economy Index (GIEI) yang diterbitkan dalam laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIE). Saat ini, Indonesia menempati peringkat ketiga di bawah Malaysia dan Arab Saudi.

“Dengan jumlah penduduk muslim yang besar, target ini sangat mungkin dicapai dengan mendorong industri halal, baik dari sektor keuangan, makanan dan minuman, travel, kosmetik, dan lainnya,” ujarnya.

Sektor keuangan syariah disebut sebagai salah satu pendorong utama naiknya peringkat Indonesia di GIEI. Banjaran menekankan pentingnya inovasi dan kontribusi sektor ini terhadap pembangunan ekonomi nasional maupun global.

“Penyelenggaraan literasi berskala nasional dan global menjadi salah satu indikator penting dalam pengembangan ekonomi syariah,” ujarnya.

Melalui GIFS 2025, BSI ingin menunjukkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah memiliki relevansi kuat terhadap pembangunan ekonomi masa kini dan mendatang.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan