Gencatan AS - Cina Buat Dolar Amerika Menguat, Bursa Wall Street Kembali Panas

Nur Hana Putri Nabila
13 Mei 2025, 10:17
Wall Street
Wall Street
Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kesepakatan gencatan dagang antara Amerika Serikat dan Cina membawa angin segar bagi investor. Bursa Saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, melonjak pada perdagangan Senin (12/5) atau Selasa dini hari waktu Indonesia (13/5).

Indeks S&P 500 menguat 184,28 poin atau 3,26% ke level 5.844,19, penutupan tertinggi sejak 3 Maret. Nasdaq Composite melonjak 779,43 poin atau 4,35% ke posisi 18.708,34, penutupan tertingginya sejak 28 Februari. Dow Jones Industrial Average melesat 1.160,72 poin atau 2,81% ke level 42.410,10, mencatatkan penutupan tertingginya sejak 26 Maret.

Sementara itu, harga obligasi pemerintah AS melemah dan mendorong imbal hasil Treasury 10 tahun naik ke 4,48%. Kenaikan ini merupakan level tertingginya dalam sekitar satu bulan terakhir karena investor mulai beralih dari aset aman ke aset berisiko.

Dolar AS pun menguat lebih dari 1% terhadap sejumlah mata uang utama, didorong oleh melemahnya yen Jepang dan franc Swiss. Tak hanya itu, aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah juga turun.

Direktur Pelaksana di Paleo Leon, Princeton, New Jersey, John Praveen, menyebut lonjakan pasar saat ini sebagai bentuk kelegaan investor karena panik soal tarif, yakni kenaikan hingga lebih dari 100% akhirnya tidak menjadi kenyataan.

"Kemungkinan kita tidak akan melihat tarif dihapus sepenuhnya, tetapi skenario paling buruk tampaknya telah berhasil dihindari. Kita telah menjauh dari tepi jurang," ujar Praveen.

Usai pertemuan dua hari di Jenewa, Amerika dan Cina sepakat melonggarkan tarif perdagangan. AS menetapkan tarif terhadap barang-barang Cina sebesar 30% mulai 14 Mei hingga 12 Agustus. Sedangkan Tiongkok mengenakan bea masuk 10% untuk impor dari AS. Pemberlakuan tarif ini dengan jeda 90 hari.

"Pemerintah AS dan Tiongkok telah sepakat untuk membuka pasar Tiongkok sepenuhnya, dan saya percaya ini akan menjadi hal yang luar biasa bagi Tiongkok, luar biasa bagi kita, dan juga akan membawa dampak positif bagi penyatuan dan perdamaian," kata Trump di Gedung Putih, dikutip Reuters, Selasa (13/5).

Investor Diminta Tetap Waspada

Meski ada optimisme, investor masih hati-hati karena masih menunggu kesepakatan soal tarif dagang yang tetap. Sementara tarif yang lebih tinggi bisa jadi masih berdampak negatif pada perekonomian global.

"Ini langkah positif untuk jangka panjang, meskipun masih ada ketidakpastian selama 90 hari mendatang," kata Charles Wang, Ketua Shenzhen Dragon Pacific Capital Management Co.

Di samping itu, Kepala Strategi Makro di State Street Global Markets di London, Michael Metcalfe, mengatakan kesepakatan AS-China menunjukkan tarif efektif rata-rata sekitar 15%. "Pada dasarnya, tarif resiprokal yang diumumkan sebelumnya dibatalkan, yang berarti kita kembali ke titik awal,” ujarnya.

Pengumuman Presiden AS Donald Trump pada 2 April yang memberlakukan tarif 145% untuk impor barang-barang dari Cina memicu aksi jual besar-besaran terhadap aset-aset AS, termasuk dolar dan Treasury, yang selama ini menjadi pilar sistem keuangan global. Ketidakpastian kebijakan perdagangan AS juga merugikan kepercayaan bisnis dan konsumen.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan